TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk bakal membatasi kegiatan ekplorasi yang dilakukan anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia. Termasuk, mengurangi keikutsertaannya dalam lelang-lelang wilayah kerja baru.
Simak: PGN Gugat Petronas di Arbitrase Hong Kong
"Kami fokus kepada aset eksisting yang sekarang, bagaimana performa bisa lebih bagus untuk Saka ke depannya," ujar Direktur Utama PGN Gigih Prakoso di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Gigih mengatakan anak usahanya itu bakal fokus kepada aset eksisting, salam artian melakukan penambahan cadangan-cadangan di lapangan yang sudah ada, bukan lapangan baru. "Itu kami batasi karena memperhatikan faktor risiko."
Menurut Gigih, salah satu aset yang telah dimiliki dan bakal ditingkatkan kinerjanya adalah di blok Fasken yang terletak di Webb County, Texas bagian Selatan, Amerika Serikat. "Akan kami optimalkan karena kalau tidak bagus akan membebani kami," kata dia.
Saat ini, ujar Gigih, posisi Saka Energi sebagai anak usaha perseroan juga tengah dikaji. Posisi itu bergantung pada klaster bisnisnya. Adapun fokus bisnis PGN, kata Gigih, adalah di bisnis gas, mulai dari kontrak, pengadaan gas, hingga transmisi, distribusi, retail, dan utilisasi.
"Ini sebenarnya enggak ada business value chain yg terkait hulu. Tapi Saka kan bisnis portofolio yang sudah ada di PGN, jadi tetap kami harus bereskan," tutur Gigih. Nantinya ia akan meninjau kembali portofolio dari Saka Energi. "apakah tetap ada di PGN atau gimana opsinya nanti kami bicarakan lagi."
Gigih menegaskan saat ini kinerja ebitda Saka Energi tengah baik, bisa mencapai US$ 600 juta dalam setahun. Ia menyebut angka tersebut diraup lantaran anak usaha PGN itu terus berkontribusi menghasilkan minyak dan gas, didukung dengan membaiknya harga komoditas akhir-akhir ini.