TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi optimistis indeks harga saham gabungan (IHSG) bakal kembali menembus level 6.000 pada akhir tahun 2018. Syaratnya, kondisi global tidak bergejolak luar biasa.
Baca juga: Rupiah Melemah, BEI Pasar Modal Masih Bagus
"Sepanjang di luar enggak bergejolak luar biasa, tekanan kepada pasar tidak terlalu besar lagi, insyaAllah di akhir tahun tembus 6.000 lebih," ujar Inarno di kawasan Sudirman Central Business District, Jakarta, Ahad, 23 September 2018.
Inarno tidak mau menyatakan berapa level yang ia targetkan itu. Ia hanya berharap kondisi pasar lebih stabil ketimbang sebelumnya. "Namun, untuk eksternal kami masih sulit memprediksi karena perang dagang AS - Tiongkok juga masih belum mereda. Kalau enggak ada itu, kami optimistis," tutur Inarno.
Sepanjang perdagangan pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif yang kemudian ditutup naik 0,45 persen ke level 5,957.74 poin dari 5,931.28 poin pada pekan sebelumnya. Sejalan dengan kenaikan IHSG, nilai kapitalisasi pasar pada pekan ini juga meningkat 0,55 persen ke posisi Rp6,704.19 triliun dari Rp 6,667.57 triliun.
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan terakhir meningkat sebesar 12,95 persen menjadi Rp 7,29 triliun dari Rp 6,45 triliun sepekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian BEI juga meningkat 5 persen menjadi 9,52 miliar unit saham dari 9,06 miliar unit saham pada pekan lalu dan rata-rata frekuensi transaksi harian BEI juga mengalami peningkatan sebesar 13,62 persen menjadi 398,28 ribu kali transaksi dari 350,53 ribu kali transaksi.
Untuk memastikan kondisi tersebut, Inarno menargetkan pertumbuhan sektor ritel hingga akhir tahun ini. Selain itu, dia bakal memperdalam pasar dari sisi suplai, yaitu dengan menambah produk-produk baru. "Dari sisi demand, ritel kami tekankan, itu saja targetnya," ujar dia. Ia juga optimistis bakal ada lebih dari 600 perusahaan yang melantai di bursa hingga akhir tahun nanti. "Sekarang sudah 599 perusahaan."
Dari komposisi investor, Inarno mengatakan saat ini telah lebih dari separuh investor di pasar modal berasal dari domestik. "Pokoknya asing 40-45 persen, lokal 50 persen lebih," ujar dia. Ia berharap porsi investor lokal bisa naik lebih tinggi lagi. Walau, tidak berarti nilai investasi asing berkurang.
"Ini hanya dari sisi persentase, kalau persentasenya naik kan di sananya kecil, tapi dari segi absolutnya enggak turun," tutur Dirut BEI tersebut.