TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku kecewa dan prihatin dengan terjadinya aksi vandalisme kereta MRT di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. "Terus terang saya tak habis berpikir kok bisa seorang Warga Negara Indonesia melakukan aksi coret-coret. Apalagi MRT adalah kebanggaan kita bersama yang seharusnya bisa dijaga, apalagi ini untuk kebutuhan kita semua," kata Menhub Budi Karya usai melepas ribuan peserta loma lari "10 K Hubrun 2018", di Jakarta, Minggu, 23 September 2018.
Baca : Ini Ancaman Polisi Terhadap Pelaku Aksi Vandalisme di Kereta MRT
Menhub telah minta kepada pihak kepolisian untuk mengejar pelaku dan mengenakan sanksi pidana. Hal itu tidak boleh dibiarkan karena merusak aset negara serta digunakan untuk kepentingan masyarakat.
"Saya juga minta supaya pelaku jika tertangkap diviralkan di medsos dan menerangkan bahwa tindakan tersebut tidak terpuji," katanya.
Menhub berharap kejadian tersebut yang pertama dan terakhir. Ia juga meminta lokasi depo ditingkatkan keamanannya dan masyarakat yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Vandalisme terjadi terhadap kereta MRT di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat, 21 September 2018. Diduga pelaku aksi vandalisme tersebut masuk ke lokasi Depo Lebak Bulus dengan memanjat dan melompati dinding.
Kontraktor selaku pihak yang bertanggung jawab atas aksi vandalisme tersebut langsung melakukan investigasi dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Cilandak.
Aparat kepolisian Polsek Cilandak kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) pada Jumat siang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Agar kejadian tidak berulang, ada sejumlah langkah pencegahan yang dilakukan PT MRT Jakarta bersama jajarannya dibantu dua kontraktor di depo yakni Tokyu-Wika Join Operation (TWJO) dan Sumitomo Corporation.
Langkah yang dilakukan antara lain menambah jumlah personel pengamanan yang bersiaga di depo MRT, menambah jumah CCTV di area depo, serta meninggikan pagar depo di sisi-sisi yang dekat dengan area publik.
ANTARA