TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai dengan Agustus 2018 sebesar Rp 150,7 triliun. Menurut Sri, angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp 224,9 triliun. Sedangkan pada Juli 2018 defisit APBN sebesar Rp 151,3 triliun.
Baca juga: Temui Jokowi Amazon Siap Investasi Rp 14 Triliun di Indonesia
"Postur APBN kita sampai dengan Agustus 2018 menggambarkan APBN 2018 masih sangat baik posisinya dan pasti lebih baik dari 2017," kata Sri di kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 21 September 2018.
Sri mengatakan defisit tersebut sama dengan sekitar 1,02 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan Agustus tahun sebelumnya defisit APBN sebesar 1,65 persen.
Pada Agustus 2018 keimbangan primer mengalami surplus Rp 11,6 triliun. Menurut Sri, pada tahun sebelumnya keseimbangan primer mengalami defisit Rp 84 triliun.
"Bandingkan posisi keseimbangan primer tahun lalu yang sebesar negatif Rp 84,0 triliun. Jadi perbaikan keseimbangan primer kita dari tahun lalu ke tahun ini adalah positif Rp 95,6 triliun," kata Sr .
Sri Mulyani mengatakan realisasi pendapatan negara hingga Agustus sebesar Rp 1,152,8 triliun. Angka tersebut sebanding dengan 60,8 persen terhadap APBN. Sedangkan dalam APBN pendapatan negara, yaitu Rp 1.894,7 triliun.
Dari sisi belanja negara, Sri mengatakan realisasi hingga Agustus 2018 sebesar Rp 1.303,5 triliun. Hal itu sebanding dengan 58,7 persen terhadap APBN. Sedangkan dalam APBN belanja negara yaitu sebesar Rp 2.220,7 triliun.
Menurut Sri Mulyani, pada pembiayaan anggaran realisasi hingga Agustus 2018 sebesar Rp 265,6 triliun. Angka tersebut sebanding dengan 81,5 persen terhadap PDB. Adapun dalam APBN pembiayaan anggaran sebesar Rp 325,9 triliun.