TEMPO.CO, Jakarta - Amazon berencana menggelontorkan Rp 14 triliun untuk berinvestasi di Indonesia dalam waktu sepuluh tahun ke depan. Investasi mereka diawali dengan sistem layanan penyimpanan awan (cloud services).
Baca: Amazon Bukukan Laba Rp 24,9 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah
"Mereka menyampaikan investasi Rp 14 triliun di Indonesia dalam waktu 10 tahun ke depan dimulai secara baik dari sisi cloud services yang mereka lakukan," kata Sri Mulyani Menteri Keuangan seusai bertemu dengan Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 21 September 2019..
Pagi ini, Sri Mulyani bersama Vice President Amazon, Werner Vogels, menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Amazon mengungkapkan keinginannya berinvestasi di Indonesia.
Amazon sempat menyatakan memperluas layanannya di Indonesia pada Maret 2018 lalu. Musababnya, pertumbuhan perusahaan rintisan yang begitu pesat memicu meluasnya pasar layanan infastruktur teknologi di Indonesia. Donnie Prakoso, Technical Evangelist Amazon Web Services (AWS) ASEAN menilai perusahaan rintisan (startup) di Indonesia, terutama platform dagang-el di Tanah Air tumbuh amat pesat.
“E-commerce di Indonesia itu gila-gilaan,” ujar Donnie dalam acara AWS Masterclass di Jakarta, Selasa, 20 Maret 2018. Melihat potensi perkembangan platform dagang-el dan perusahaan internet lainnya di Indonesia, AWS semakin yakin untuk bersaing memperebutkan pasar Tanah Air. Apalagi AWS telah memiliki banyak mitra di Indonesia baik perusahaan besar maupun perusahaan rintisan.
Baca: Sasar Anak Muda, Banyuwangi Gelar Kompetisi Startup Pertanian
Saat ini ada belasan perusahaan rintisan di berbagai bidang yang telah menggunakan layanan AWS di antaranya Gojek, Tokopedia, Traveloka.com, Berrybenka, Hijup, Pegipegi, Halodoc, Jurnal, Kurio, Bizzy.co.id, Rumah123.com, dan Urbanindo.com. Perusahaan-perusahaan rintisan tersebut, menurut Donnie, telah menggunakan jasa AWS jauh sebelum AWS membuka kantor di Indonesia. “Karena mereka tahu kualitas kami,” katanya.
Meskipun begitu, saat ini AMS belum memiliki pusat data di Indonesia. Donnie mengatakan untuk pengguna Indonesia akses terdekat adalah titik yang berada di AWS Singapore Region. Donnie mengatakan tidak tertutup kemungkinan Amazon akan segera membuka pusat datanya di Tanah Air. “Semua kan butuh proses. Kami punya beberapa prioritas dulu saat ini,” tutur Donnie.
AHMAD FAIZ | BISNIS.COM