TEMPO.CO, JAKARTA – Dua investor bersaing untuk menjadi pemodal PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Yang pertama, putra mantan presiden B.J. Habibie, Ilham Habibie, dengan menggandeng sejumlah investor. Sedangkan yang kedua adalah konglomerat Dato Sri Tahir (Ang Tjoen Ming), pendiri Grup Mayapada.
Simak: Yusuf Mansur Blak-blakan Soal Kerja Samanya dengan Bank Muamalat
Ilham membangun konsorsium bersama perusahaan investasi dari Singapura Lynx Asia, SGG Group, dan Arifin Panigoro. Kepada Tempo, dia membenarkan keberadaan konsorsium tersebut. “Tujuannya ada dua. Pertama, ada wasiat untuk menyelamatkan. Dan kedua adalah untuk menyehatkan dan membesarkan Muamalat,” ujarnya seperti yang dilansir di Koran Tempo edisi Jumat 21 September 2018.
Ayah Ilham, B.J. Habibie, turut mendirikan bank syariah pertama di Tanah Air pada 1991 bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
Menurut Ilham, Tahir sempat menyatakan tertarik bergabung dalam konsorsium. “Dalam pertemuan dua pekan lalu, beliau menyatakan komitmen untuk ikut. Tapi itu posisi dua pekan lalu, sekarang saya tidak tahu.”
Informasi lain menyebutkan Tahir mengajukan penawaran untuk menjadi partner strategis bagi Muamalat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, ketika dimintai konfirmasi, Tahir membantah. “Sementara enggak berminat masuk,” demikian ia menulis dalam pesan pendek kepada Tempo.
OJK tak menampik keberadaan dua calon investor Bank Muamalat ini. “Biarkan calon-calon investor melakukan pembahasan atas hal-hal yang diperlukan kedua belah pihak,” ucap Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo.
GHOIDA RAHMAH | ALI NUR YASIN