TEMPO.CO, Jakarta - PT Jakarta Lingkar Baratsatu atau JLB umumkan pencatatan perdana Obligasi I PT JLB Tahun 2018 sebesar Rp 1,3 triliun. Direktur Utama JLB, Fatchur Rochman mengatakan pencatatan dana obligasi akan digunakan untuk melunasi utang dari kredit sindikasi dan kredit modal yang sudah ada sejak awal.
BACA: CIMB Niaga Dapat Izin Terbitkan Surat Utang Rp 4 Triliun
"Hasil pencatatan obligasi bakal digunakan untuk pelunasan utang sindikasi kami senilai Rp 1,190 triliun. Sisanya akan kami gunakan untuk pengembangan dan pemeliharaan jalan tol," kata Fatchur saat memberikan keterangan kepada media di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat, 21 September 2018.
Adapun Obligasi I JLB sudah ditawarkan sejak tanggal 14 hingga 17 september 2018. Obligasi yang dlterbitkan pada semester II tahun lni dibagikan dalam 2 tenor, yakni Seri A untuk tenor 3 tahun dan seri B untuk tenor 5 tahun.
BACA: Pasar Obligasi Diperkirakan Menguat untuk Tenor Jangka Pendek
Kemudian tingkat bunga yang ditawarkan dalam obligasi ini senilai 10,65 persen per tahun. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi. Bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 20 Desember 2018.
Fatchur mengatakan pencatatan obligasi ini dilakukan karena perusahaan melihat perkembangan fluktuasi suku bunga acuan yang masih akan volatile. Selain itu, pencatatan juga dilakukan untuk menjaga cash flow perusahaan supaya biaya dana atau cost of fund bisa terjaga. "Ini juga langkah kami untuk mencari pendanaan alternatif," kata dia.
JLB merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan jalan tol. Dengan struktur pemegang saham yaitu PT Bangun Tjipta Sarana sebesar 64,8 persen, PT Margautama Nusantara sebesar 35 persen dan PT Rekadaya Adicipta sebesar 0,2 persen. Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk. diketahui memiliki sejumlah 19,05 persen saham, namun telah dijual kepada Margautama Nusantara dan Bangun Tjipta Sarana.
Pada 2017, pendapatan usaha JLB sebesar Rp.485,4 miliar. Jumlah itu meningkat sebanyak Rp 41,5 miliar atau sebesar Rp. 443,9 miliar pada tahun 2016. Sedangkan Iaba bersih tahun 2017 juga meningkat sebesar Rp 95,4 miliar dari Rp 52,3 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp. 147,7 miliar pada tahun 2017.
Baca berita tentang obligasi lainnya di Tempo.co.