TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Hubungan Masyarakat Badan Kepegawaian Negara atau BKN, Mohammad Ridwan menyarankan para calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk melakukan selfie atau swafoto dalam melakukan pendaftaran CPNS. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan para pendaftar CPNS lupa akan password akun miliknya.
Baca: BKN: Kemenkeu, Kemenlu, dan Kementerian PUPR Paling Diminati CPNS
"Salah satu cara verfikasi paling gampang pakai itu (selfie)," ujar Ridwan di Kantor BKN, Kamis, 20 September 2018. Ridwan menjelaskan, dalam pendaftaran CPNS periode sebelumnya, banyak pendaftar yang lupa password akunnya. Untuk menghindari disalah gunakan, kali ini BKN mewajibkan peserta yang menginginkan passwordnya kembali, untuk berswafoto.
Caranya, kata Ridwan, bagi perserta yang lupa kata sandi atau password, dapat berswafoto sambil menggenggam KTP dan bukti pendaftaran dari sscn. "Itu salah satu verifikasi," ujar Ridwan.
Pendaftaran CPNS akan dibuka pada 26 September 2018. Ridwan menuturkan saat ini masih dilakukan persiapan terkait data-data dari tiap Kementerian Lembaga dan Pemerintah daerah.
Ada 8.420 pekerjaan yang ditawarkan pemerintah. Dengan banyaknya lowongan tersebut, Ridwan mengatakan beberapa instansi masih melakukan persiapan. Untuk di pemerintah daerah, hal tersebut terkait dengan Gubernur yang baru dilantik.
Pendaftaran CPNS nantinya diakses lewat situs www.sscn.bkn.go.id. Ridwan menuturkan para calon peserta untuk menyiapkan segala data yang dibutuhkan. Setidaknya ada 2,4 juta pelamar pada CPNS 2017 lalu.
Sebelumnya Ridwan juga mengatakan situs sscn.bkn.go.id untuk pendaftaran CPNS rawan diretas. "Tiga minggu lalu ada serangan dari UK (United Kingdom)," katanya.
Baca: CPNS 2018, Kejaksaan Agung Buka Lowongan untuk 896 Formasi
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Ridwan menuturkan BKN sudah mempersiapkan berbagai hal buruk yang akan terjadi, misalnya dengan peningkatan pengamanan. Pengamanan yang digunakan oleh BKN sudah mengikuti standar ISO 27000, yang memastikan keamanan informasi. "Kita coba dengan teknologi yang sudah ada untuk mencegah itu," kata Ridwan.