2. Gudang Bulog Tak Muat Menampung Beras
Budi Waseso mengatakan dengan kondisi stok cadangan beras itu, stok beras Bulog sampai akhir tahun bisa mencapai 3 juta ton dengan perhitungan penyerapan gabah dari petani 4.000 ton per hari. Dengan tambahan penyerapan gabah masa panen pada Januari - Juni 2019, dia meyakini Indonesia tidak perlu impor beras lagi.
Stok tersebut, kata Buwas, tersimpan di gudang-gudang Bulog dan penuh kapasitasnya. Jika impor beras tetap dilakukan maka Kementerian Perdagangan harus menyiapkan tempat untuk menyimpannya.
Dia berharap Kantor Kementerian Perdagangan siap dijadikan gudang penyimpanan beras impor. "Mendag udah komitmen, kantornya siap jadi gudang,” ujar mantan Kepala Bareskrim Polri ini.
Bulog berkomitmen bahwa Indonesia tidak memerlukan impor beras karena saat ini stok mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton, sehingga total stoknya menjadi 2,8 juta ton, atau 2,7 juta ton jika dikurangi dengan kebutuhan beras sejahtera 100 ribu ton.
4. Harga Murah Sehingga Tak Perlu Impor
Selain itu, Buwas juga menolak impor beras karena menganggap saat ini harga beras masih terkendali. Sehingga, belum ada urgensi untuk menambah stok terutama untuk menebar beras guna melakukan operasi pasar dan menstabilkan harga beras.
"Kebutuhan hingga Juni 2019 aman.Harga di pasaran ada yang Rp 8.200 per kilogram, bahkan di beberapa tempat saya temui di bawah Rp 8.000 per kilogram," ujar Budi Waseso saat konferensi pers di Gedung Bulog, Rabu, 19 September 2018.
Menurut Budi Waseso, sebagai negara agraris, Indonesia tak seharusnya mengimpor beras. Ia menyebut impor beras ini hanya akan menyerap devisa negara yang besar, terlebih dengan kondisi harga tukar rupiah yang semakin melemah.
DIAS PRASONGKO | KARTIKA ANGGRAENI | ALI AHMAD N H | ELIK S