TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon ikut berkomentar soal polemik impor beras yang disuarakan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita belakangan ini. Selama 24 jam terakhir, Fadli Zon secara terang-terangan menolak keputusan impor beras dan bersuara lewat media sosial Twitter dengan menyitir sejumlah artikel berita terkait.
Baca: Jokowi Minta Menko Darmin Ajak Buwas dan Enggar Duduk Bareng
Salah satu twit yang di-pinned oleh Fadli Zon hari ini adalah yang disampaikan pada 8 jam lalu. "Menteri tukang impor @EnggarMendag harus dicopot, mengkhianati petani, ikut melemahkan rupiah, merugikan negara. #copotMendag," ujar Fadli Zon seperti dikutip dari akun Twitter-nya @fadlizon, Kamis, 20 September 2018.
Cuitan politikus dari Partai Gerindra ini telah di-retweet sebanyak 187 kali, mendapat 367 klik like dan dikomentari oleh 68 netizen. Salah satu pengguna twitter, Hankenina Deafinola lewat akun Twitter @hankenola menanggapi cuitan Fadli Zon dengan berbalik bertanya.
"Bapak, bisa kasih bukti dan data yang valid? Biar rakyat kita melek fakta dan data, tidak cuma terprovokasi omong kosong belaka. Bapak ini kan tokoh publik... sudah Pak, jangan lagi mengompori dan memprovokasi. Kerja Pak, jangan main twitter terus. Semoga sehat selalu," ujarnya Hankenina melalui cuitan Twitter-nya.
Ada juga akun @dnayza1212 yang membalas cuitan Fadli Zon dengan berkomentar, "Konflik antara Buwas dan Enggar, karena tidak paham atasannnya, Akan tugas yang dibebankan oleh partainya."
Tak hanya sekali Fadli Zon menyinggung soal impor beras dalam cuitan di Twitter-nya. Sekitar 24 jam yang lalu, ia menilai penolakan Bos Bulog akan keputusan impor beras sebagai bentuk tak ada koordinasi antar lembaga pemerintah. "Ini bukti #rezimamburadul tak ada koordinasi. Tapi saya lebih percaya Buwas, kita tak perlu impor. Kebijakan ini mengkhianati petani," ucapnya.
Perbedaan data dari tiap instansi yang jadi basis keputusan impor beras juga dipersoalkan Fadli Zon. "Mungkin bukan rakortas yang diperlukan, tapi "Pansus Impor Beras" biar jelas. Kok bisa antarlembaga pemerintah beda data beda sikap," katanya.
Ia mengaku sudah lama mencari-cari data produksi dan konsumsi beras tapi tak menemukannya. "Ayo @kementan dijawab, urusan data saja berbeda pandangan."
Fadli Zon juga mempertanyakan soal kapasitas gudang yang dikeluhkan Budi Waseso sebagai tempat penampung beras impor. "Kalau gudang Bulog penuh, simpan saja beras di Gedung @Kemendag . Kalau gedung @Kemendag penuh juga, dikirim ke mana tuh kira-kira berasnya?"
Tak hanya itu, Fadli Zon pun mempertanyakan siapa dalang impor beras tersebut. "Harus diungkap siapa dalang impor beras, siapa yang dapat keuntungannya?" Ia juga me-mention Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam cuitannya. "Nah, kata P @jokowi tdk impor, tapi ya tetap impor. Kata-katannya tak bisa dipercaya. @RamliRizal analisanya tajam," katanya.
Selain itu Fadli Zon juga memodifikasi lagu berjudul Potong Bebek Angsa dalam cuitannya. "POTONG BEBEK ANGSA, MASAK DI KUALI. BERAS TIDAK LANGKA, IMPOR TETAP JADI. ADA YANG PESTA, PETANI RUGI. LALALALALALALALALALALA."
Seperti diketahui Kementerian Perdagangan dan Bulog belakangan bersitegang dalam urusan impor beras. Bulog berkukuh bahwa impor beras tak perlu dilakukan. Sebaliknya, Kementerian Perdagangan menyebutkan impor beras tetap berjalan.
Menurut Enggartiasto, keputusan impor diambil karena kemampuan produksi beras dalam negeri yang masih rendah. Hal itu diputuskan dalam rapat koordinasi yang dihadiri Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog.
Baca: Disebut Budi Waseso sebagai Pengkhianat, Ini Kata Bekas Bos Bulog
Adapun Bos Bulog, Budi Waseso, atau biasa disapa Buwas, mengatakan bahwa stok beras aman hingga Juli 2019, sehingga tidak perlu impor. Menurut dia, stok beras nasional masih surplus, meskipun dalam kondisi cuaca kering seperti sekarang.