"

TP Rachmat Menilai Situasi Ekonomi Sekarang Berbeda Saat Krisis 1998

Pimpinan Grup Astra, Theodore Permadi Rachmat. youtube.com
Pimpinan Grup Astra, Theodore Permadi Rachmat. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Direktur Astra International, Theodore Permadi Rachmat, mengatakan kondisi ekonomi saat ini berbeda dengan kondisi ekonomi saat krisis pada 1997-1998. Menurut dia, perbedaannya terletak pada kondisi inflasi yang tinggi dan kondisi perbankan yang tidak sehat.

BACA: Ini Sebab Danareksa Prediksi Pertumbuhan di 2019 Bakal Terkoreksi

"Waktu itu perbankan rusak. Inflasi tinggi (sempat menyentuh 77 persen). Sekarang inflasi kita 3,2 persen. Sebelum tiga tahun terakhir, inflasi kita tidak pernah di bawah 5 persen. Itu yang penting, inflasi jangan naik," kata pria yang disapa Teddy ini ketika melakukan wawancara khusus dengan majalah Tempo, Rabu, 12 September 2018.

Sebelumnya, banyak beredar di media sosial bahwa pelemahan rupiah yang terus terjadi disebut-sebut menyamai kondisi pada krisis ekonomi 1997-1998. Kekhawatiran itu juga didorong oleh pelemahan rupiah yang terus melemah hingga ke level Rp 15 ribu per dolar AS. Misalnya, pada 5 September 2018, merujuk situs resmi Bank Indonesia, kurs jual rupiah mencapai level Rp 15.002 per dolar AS. Adapun Jakarta Interbank Spot Dollar Rate waktu itu mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 14.972 per dolar AS.

BACA: Bahas Masalah Ekonomi, Prabowo Bertemu Kwik Kian Gie Malam Ini

Selain itu, kata Teddy, perbedaan kondisi ekonomi saat itu dengan saat ini berbeda karena situasi politik yang melingkupi. Menurut dia, krisis ekonomi yang terjadi pada 1998 diikuti oleh kondisi politik yang melihat Presiden Soeharto sudah terlalu lama berkuasa karena sudah 32 tahun.

Dia bercerita kondisi krisis ekonomi 1998 membuat market di Indonesia hancur. Akibatnya, banyak orang tak mampu membeli mobil dan sepeda motor yang diproduksi oleh perusahaan.

"Sekarang beda. Baru saja kami ngomong dengan para dealer sepeda motor, harga jual mereka enggak naik," kata Teddy, yang juga pendiri PT Triputra Investindo Arya yang membawahi bisnis di bidang perkebunan, manufaktur, pertambangan, dan perdagangan.

BACA: Sri Mulyani Minta Pengusaha Tak Panik Hadapi Dinamika Ekonomi

TP Rachmat juga menilai bahwa pelemahan rupiah yang terjadi saat ini memiliki efek berbeda dengan masing-masing bisnis. Jika rupiah melemah, tentu yang dirugikan adalah para importir, sedangkan yang diuntungkan adalah para eksportir. Salah satu yang dirugikan, kata Teddy, misalnya para importir mobil mewah seperti Lamborghini.

Teddy mengaku lebih senang dengan kondisi pelemahan rupiah karena lebih menguntungkan bisnisnya yang lebih banyak bergerak di bidang ekspor. Misalnya, bisnis PT Kirana Megatara, anak usaha miliknya yang hampir 100 persen ekspor karet.

"Jadi, saat rupiah melemah, saya lebih senang, ha-ha-ha.... Yang komplain dolar naik kan orang-orang Jawa saja. Orang-orang yang hidup dari perkebunan dan pertambangan di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi tertawa semua," katanya.

Teddy juga berujar, kondisi perekonomian waktu itu, terutama di masa kepemimpinan Presiden Soeharto, devaluasi sering terjadi. Karena itu, jika dibandingkan dengan saat ini, kondisi ekonomi saat ini jauh lebih baik.

TIM MAJALAH








Pemotongan Upah Buruh hingga 25 Persen Dinilai Mengganggu Pertumbuhan Ekonomi RI

2 hari lalu

Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat menjelaskan soal penyebab bentrok antara pekerja lokal dengan TKA Cina di Morowali, Sulawesi Tengah, yang memakan korban jiwa hingga dua orang, Senin, 16 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Pemotongan Upah Buruh hingga 25 Persen Dinilai Mengganggu Pertumbuhan Ekonomi RI

Said Iqbal menilai langkah pemerintah memberikan izin pemotongan upah atau gaji buruh hingga 25 persen dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Kemendag Kembangkan Pasar Ekspor di Kawasan Asia Selatan

2 hari lalu

Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan (kiri) dan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal (kanan) mengadakan pertemuan di New Delhi, India, pada 14 Maret 2023. (ANTARA/HO-Kemendag/uyu)
Kemendag Kembangkan Pasar Ekspor di Kawasan Asia Selatan

Kemendag mengembangkan pasar ekspor di sejumlah negara di kawasan Asia Selatan sebagai upaya menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh.


OECD Sebut Pemulihan Ekonomi Dunia Rapuh, Apa Saja Penyebabnya?

3 hari lalu

Kepadatan kendaraan melintasi ruas jalan ibu kota kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 4,8 persen. Ini dinilai cukup solid, meski melambat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar  5,2  persen. Tempo/Tony Hartawan
OECD Sebut Pemulihan Ekonomi Dunia Rapuh, Apa Saja Penyebabnya?

OECD menyatakan saat ini dunia berada di tengah-tengah pemulihan ekonomi yang rapuh akibat dampak pandemi Covid-19. Apa lagi pemicunya?


Dampak Silicon Valley Bank Bangkrut Bagi Ekonomi Dunia, Indonesia Jadi Korban?

4 hari lalu

Silicon Valley Bank. REUTERS
Dampak Silicon Valley Bank Bangkrut Bagi Ekonomi Dunia, Indonesia Jadi Korban?

Dampak Silicon Valley Bank bangkrut menyebabkan banyak startup kehilangan sumber pendanaan.


BI Perkirakan Ekonomi Global 2023 Tumbuh 2,6 Persen, Lebih Baik dari Proyeksi Sebelumnya

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan tentang Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Hotel Sunan Solo, Sabtu, 3 September 2022. (TEMPO| SEPTHIA RYANTHIE)
BI Perkirakan Ekonomi Global 2023 Tumbuh 2,6 Persen, Lebih Baik dari Proyeksi Sebelumnya

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 dapat mencapai 2,6 persen.


Credit Suisse Pinjam Rp 831 Triliun ke Bank Sentral Swiss

4 hari lalu

Sebuah logo cabang bank Credit Suisse di Bern, Swiss 4 April 2017. [REUTERS / Denis Balibouse]
Credit Suisse Pinjam Rp 831 Triliun ke Bank Sentral Swiss

Credit Suisse akan meminjam hingga US$54 miliar atau sekitar Rp 831 triliun dari bank sentral Swiss di tengah kecemasan krisis bank global.


Pentingnya Tingkatkan Kreativitas Generasi Muda

8 hari lalu

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Pentingnya Tingkatkan Kreativitas Generasi Muda

Bangsa Indonesia dinilai punya kelebihan dibandingkan bangsa lain dalam hal kreativitas sehingga harus dimanfaatkan oleh generasi muda.


Menuju Ramadan 2023: Pemkab Tangerang Gelar Operasi Pasar di 9 Lokasi, Harga Beras Rp 9.450

10 hari lalu

Warga membawa dua kantong beras murah yang dibelinya saat operasi pasar di Pasar Taman, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat 10 Februari 2023. Pemprov Jawa Timur bersama Bulog menggelar operasi pasar yang menjual beras dengan harga Rp45 ribu per lima kilogram untuk mengendalikan harga beras di pasaran yang mengalami kenaikan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Menuju Ramadan 2023: Pemkab Tangerang Gelar Operasi Pasar di 9 Lokasi, Harga Beras Rp 9.450

Pemerintah Kabupaten Tangerang akan menggelar operasi pasar di 9 lokasi menjelang Ramadan 2023. Pemerintah menjual beras murah senilai Rp 9.450.


Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Resmikan Pembukaan Gaikindo Jakarta Auto Week 2023

10 hari lalu

Konferensi Pers Gaikindo Jakarta Auto Week di Jakarta, 2 Maret 2023. TEMPO/Dicky Kurniawan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Resmikan Pembukaan Gaikindo Jakarta Auto Week 2023

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membuka pameran otomotif GJAW 2023, berapa harga tiketnya?


Bambang Brodjonegoro: RI Perlu Tingkatkan Fundamental Ekonomi Makro untuk Target 2045

11 hari lalu

Bambang Brodjonegoro. ANTARA
Bambang Brodjonegoro: RI Perlu Tingkatkan Fundamental Ekonomi Makro untuk Target 2045

PwC Indonesia Investment Director Julian Smith menyatakan ekonomi global diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan di 2023.