TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian mengerahkan sebanyak 270 personel untuk mengawal demo ojek online Grab di Kantor Pusat Grab, Gedung Lippo, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 19 September 2018. Ratusan pengemudi ojek ini berdemo untuk menuntut penyesuaian tarif oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Baca: Go-Jek Ekspansi Hingga ke Vietnam, Bagaimana dengan Grab
"Ini personel gabungan dari Polda, Polres Jakarta Selatan, dan Brimob, dengan komando dari Polres," kata Wakil Kapolres Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Budi Sartono saat ditemui di lokasi demo, Rabu, 19 September 2018.
Lokasi persis demo ojek online Grab berada di Jalan Perbanas yang terletak di samping Gedung Lippo dan Plaza Setiabudi. Akibatnya, jalan Perbanas ditutup dan tidak bisa dilalui kendaraan. Sedangkan Jalan H.R. Rasuna Said di depan Gedung Lippo terpantau lancar dan bisa dilalui kendaraan dengan lancar.
Dari pantauan, massa demo ojek online hanya berjumlah sekitar 100-an orang, bukan sesuai rencana semula yang disebut mencapai 50 ribu orang. Budi tidak menjelaskan lebih lanjut soal batas waktu pelaksanaan demo yang diberikan oleh kepolisian. "Kami lihat perkembangan dulu," ujarnya.
Para pengemudi ojek online itu menuntut soal tarif yang diturunkan oleh aplikator Grab Indonesia. Igun menyebutkan sebelumnya tarif dasar Rp 1.500 per kilometer, namun belakangan diturunkan lagi oleh aplikator. "Semenjak pelaksanaan Asian Games turun jadi Rp 1.200 hingga kini," tutur Ketua Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda), Igun Wicaksono, saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 18 September 2018.
Baca: Ini Strategi Grab Indonesia Berantas Jual-Beli Akun Driver Online
Menanggapi hal tersebut, Ridzki Kramadibrata mengatakan tuntutan pengemudi yang ingin menaikkan tarif sampai dua kali lipat justru dapat merugikan pihak pengemudi sendiri. "Menurut saya itu sudah jelas. Semua juga sudah tau tuntutan naikkin tarif itu terlalu tinggi. Kita kan memikirkan mitra pengemudi dan penumpang," kata Ridzki.