TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto menyebut PT Pertamina (Persero) kurang agresif dalam melakukan eksplorasi sumur baru.
BACA: Pertamina Buka 2 Gerai Oli Bus dan Truk, Simak Promosinya
"Setiap pemerintah menawarkan wilayah kerja baru kepada publik, Pertamina enggak pernah mau ambil," ujar Djoko dalam rapat bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 18 September 2018.
Alih-alih berinvestasi di dalam negeri, Djoko mengatakan perusahaan energi pelat merah itu malah lebih senang berinvestasi di luar negeri. Padahal, investasi di negeri orang itu belum tentu berhasil.
"Di Australia, misalnya, sudah ratusan miliar dolar, baru setahun sudah tutup," kata Djoko. Pertamina pernah mengakuisisi hak partisipasi ROC Oil Company Ltd. di lapangan Basker Manta Gummy (BMG), Australia pada 2009. Kala itu, duit yang dikucurkan untuk investasi itu mencapai Rp 568 miliar.
"Kita sama-sama harus dorong Pertamina agar inevstasi di negeri sendiri," ucap Djoko.
Djoko menegaskan peluang berinvestasi di negeri sendiri masih ada. Buktinya, PT Saka Energi berhasil menemukan cadangan minyak baru. Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk juga mengikuti lelang untuk dua wilayah kerja minyak dan gas baru.
"Kami mendorong Pertamina untuk eksplorasi dan investasi di Indonesia, jangan senangnya hanya lapangan tua," tutur Djoko lagi.
BACA: Pertamina Dirikan Taman Bawah Laut di Karimunjawa
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid mengakui bahwa sumur-sumur minyak dan gas yang dikelola perusahaannya memang sudah tua. "Kami juga belum menemukan lapangan yang baru," kata dia.
Namun, Mas'ud memastikan perusahaannya selalu meningkatkan produksi di sumur-sumur yang mereka alih kelola. Ia pun menyebut perusahaannya bakal melakukan pengeboran, baik di dalam wilayah kerja dan di luar wilayah kerja.