TEMPO.CO, BANDUNG - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku heran dengan polemik soal iklan capaian pemerintah yang tayang di bioskop. “Kita lakukan di bioskop dari bulan April (2018). Ada Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, infrastruktur, ada ini (iklan bendungan), kenapa baru diributin sekarang,” kata dia di Bandung, Selasa, 18 September 2018.
Simak: Jokowi Jawab Soal Iklannya di Bioskop: Masak Disuruh Diam
Baca Juga:
Rudiantara mengatakan, iklan tersebut bukan kampanye. “Karena definisi kampanye, apalagi berdasarkan Undang-Undang Pemilu 2017 itu ada visi-misi, ada program, ditujukan untuk satu orang yang memimpin. Ini gak ada visi-misi, enggak ada itu. Hanya menyampaikan bahwa ini yang sudah dilakukan pemerintah, dan itu kewajiban pemerintah,” kata dia.
Menurut Rudiantara, iklan tersebut sekaligus untuk menunjukkan pada publik penggunaan duit rakyat. “Pemerintah menggunakan uang APBN, uang rakyat, uang pajak. Pemerintah kasih tahu, ini loh yang sudah dilakukan,” kata dia.
Rudiantara mengatakan, bisokop sengaja menjadi lokasi pilihan menayangkan iklan capaian pemerintah karena pertumbuhan media tersebut terhitung cepat. “Bioskop itu pertumbuhannya cepat. Orang banyak ke bioskop. Tapi tetap di media cetak, media elektronik, media sosial kami juga lakukan sosialisasi,” kata dia.
Rudiantara menunjukkan sejumlah data pesatnya pertumbuhan bioskop di Indonesia. Pada tahun 2014 misalnya, jumlah bioskop di seluruh Indonesia hanya 942 bioskop dengan jumlah penonton saat itu tercatat menembus 76 juta orang setahunnya. Pada tahun 2018 jumlah bioskop di Indonesia melonjak menjadi 1.681 bioskop.
“Tahun 2017 jumlah penontonya 126 juta (orang), dan tahun ini diperkirakan 157 juta (orang). Jadi banyak yang nonton. Kan gak ada salahnya di bioskop,” kata dia.
Kementeriannya tidak sendirian yang memanfaatkan bioskop untuk beriklan. “Catatan kami di bulan Juli 2018 kalau tidak salah ad 140 produk, mulai dari ponsel sampai properti. Sampai USAID juga memasang iklan layanan masyarakat di bisokop,” kata Rudiantara.