Kendati demikian, sebutnya, kunjungan wisman ke Indonesia baru akan semakin meningkat setelah event IMF/World Bank selesai. Pasalnya, Indonesia akan semakin dikenal oleh dunia.
Terlebih, pemerintah bersama pelaku usaha telah menyiapkan sejumlah paket wisata yang ditawarkan kepada 189 negara peserta rapat tahunan tersebut.
“Kalau satu orang spending-nya US$1.500, maka pendapatan dari belanja wisman saat IMF/World Bank saja sudah mencapai US$30 juta atau sekitar Rp441 miliar dengan kurs Rp14.700 per dolar AS. Pengeluarannya lebih besar dari turis biasa, karena mereka menginapnya di hotel berbintang semua.”
Pada kesempatan terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, saat ini terdapat 63 paket wisata yang tengah disiapkan pemerintah demi menjaring turis saat pertemuan IMF/World Bank.
Dia memproyeksikan sebanyak 18.000 orang akan datang ke acara kelas dunia tersebut. Saat ini, tercatat sudah ada 21 hotel yang bakal menampung para delegasi. Hotel itu nantinya juga menyediakan loket pemesanan 63 paket wisata tersebut.
Adapun, dari 63 paket wisata tersebut, sebanyak 30 di antaranya berada di Bali, Labuan Bajo, Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi, Toraja, Bangka, Sumba, dan Danau Toba.
“Untuk Lombok, kami lihat dulu, kalau sudah siap dan benar-benar pulih, kami promosikan, kalau tidak, tidak akan kita jual untuk acara IMF / World Bank,” ujarnya.Dari kedatangan sebanyak 18.000 orang tersebut, Kemenpar memperkirakan potensi devisa dari acara tersebut dapat menembus Rp642 miliar.
Baca: Luhut Pandjaitan Bakal ke AS Bahas Pertemuan IMF
Pasalnya, setiap wisatawan setidaknya ditaksir menghabiskan US$2.400 untuk pengeluaran jenis Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). “Jadi 18.000 orang kali US$2.400 ya sekitar US$642 miliar. Mereka memberi untung luar biasa ke hotel-hotel di Bali dan tempat lain,” ucapnya.
BISNIS.COM