TEMPO.CO, Bontang - PT Pupuk Indonesia menargetkan penjualan ekspor hingga Rp 8,31 triliun sepanjang tahun 2018. Tujuan pasar ekspor PT Pupuk Indonesia adalah negara-negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara seperti Filipina, Kamboja, Thailand dan Myanmar.
"Kita tetap harus mengutamakan kebutuhan dalam negeri apakah itu subsidi atau nonsubsidi, sisanya baru dipasarkan ke luar negeri," kata Menteri BUMN Rini Soemarno saat melepas secara simbolis ekspor urea sebanyak 20.000 ton ke Filipina dari Pelabuhan PT Pupuk Kaltim di Bontang, Selasa 18 September 2018.
Rini menuturkan ekspor ini dilakukan setelah memastikan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat memproyeksikan dapat mengekspor pupuk Urea, Amoniak dan NPK hingga akhir 2018 dengan nilai Rp8,31 trilliun.
Aas Asikin Idat mengatakan pihaknya berkomitmen menjaga penjualan ekspor sebagai upaya menyumbang devisa negara dan kembali memperkuat nilai rupiah.
Dirut Pupuk Indonesia menuturkan penjualan ekspor tersebut dilakukan setelah mendapatkan izin ekspor dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pupuk sektor subsidi dalam negeri dan stok minimal. Hal ini sesuai ketentuan yang diatur Permendag Nomor 15 tahun 2013.
Sepanjang Januari-Agustus 2018, Pupuk Indonesia telah mencatatkan penjualan ekspor sebesar 1.081.425 ton yang terdiri dari 616.294 ton Urea, 371.841 ton Amoniak dan 93.290 ton NPK atau dengan total senilai Rp4,55 trilliun.
Sebagai produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Indonesia menguasai pasar pupuk Negara-Negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Timor Timor dan Singapore. Total ekspornya menembus sebesar 507.694 ton Urea, 126.170 ton Amoniak, dan 21.301 ton NPK atau senilai Rp2,67 triliun.
Selain Asia Tenggara, wilayah Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan masih menjadi tujuan ekspor tertinggi untuk produk-produk tersebut. Tidak hanya wilayah Asia, namun produk Pupuk Indonesia pun telah masuk ke pasar negara Yordania, AS, Afrika Selatan, Chile, Puerto Rico dan Peru.
Selain Dirut Pupuk Indonesia, Menteri BUMN juga didampingi Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro, Deputi Jasa Keuangan, Survey dan Konsultan Gatot Trihargo, Deputi Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah dan Staf Khusus III Menteri BUMN Wianda Pusponegoro.