TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan pertemuan rutin International Monetary Fund - World Bank alias IMF - World Bank diproyeksikan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali hingga mencapai 6,54 persen. "Dengan adanya IMF-World Bank, pertumbuhan ekonomi Bali bisa naik 0,64 persen sehingga perkiraan kami 2018 akhir akan menjadi 6,54 persen," ujar Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Kantor Kementerian Keuangan, Senin, 17 September 2018.
Baca: Ini 4 Kesepakatan yang Diharapkan jadi Output IMF - World Bank
Bambang menyebut tanpa perhelatan itu, pertumbuhan ekonomi di pulau dewata diperkirakan hanya menginjak 5,9 persen alias melanjutkan perlambatan pertumbuhan sejak 2017. Pertumbuhan ekonomi di Bali, kata dia, sempat mengalami penurunan pada 2017 akibat dampak erupsi Gunung Agung. Kala itu, terjadi penurunan kunjungan wisatawan hingga pertumbuhan ekspor barang dari Bali.
Tambahan 0,64 persen pertumbuhan ekonomi di Bali, ujar Bambang, akan disumbang oleh beberapa sektor. Sektor tersebut antara lain, perhotelan 0,12 persen, makanan dan minuman 0,05 persen, konstruksi 0,26 persen, dan lain-lain 0,21 persen. "Jadi ini momentum yang harus dimanfaatkan secara optimal," ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berujar saat ini persiapan perhelatan akbar itu sudah mencapai 94 persen. Berbagai pembangunan infrastruktur kini sudah dirampungkan, mulai dari pembangunan underpass hingga pelebaran lapangan terbang. "Sebab 1 juta penumpang yang datang itu sama dengan US$ 1 miliar," kata dia.
Luhut berharap melalui kegiatan ini Indonesia bisa lebih dikenal dunia dan berdampak kepada stabilitas perekonomian dalam negeri. "Perhelatan ini disebut yang terbesar dan tersiap pelaksanaannya, bila ditinjau sejak 1946."
Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan kesiapannya dalam menyambut hajatan rutin IMF-WB itu. "Kami merasa terhormat dan bangga," tutur dia. Untuk itu, ia menjamin keamanan dan kenyamanan Bali selama kegiatan itu berlangsung.
Baca: Luhut Resmikan Pusat Komando Pengamanan IMF - World Bank Meeting
Apalagi, menurut Koster, sudah banyak manfaat yang diperoleh Bali menjelang pertemuan akbar IMF - World Bank itu, mulai dari pembangunan infrastruktur, hingga dampak ekonomi nantinya. "Tanpa pertemuan ini pertumbuhan ekonomi kami mungkin hanya 5,9 persen," kata dia.