TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengatakan saat ini indeks ketersediaan lapangan kerja masuk dalam zona pesimistis. Hal ini membuktikan bahwa ekonomi harus diorientasi ulang dengan fokus ke rakyat.
Baca: Bantah Sandiaga, Kementan: Harga Aneka Cabai dan Bawang Turun
"Sekarang sektor manufaktur sudah di bawah 20 persen, juga indeks ketersediaan lapangan kerja masuk ke dalam zona pesimis," kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Jumat malam, 14 September 2018.
Sandiaga menyebutkan, bahwa kebijakan yang ada selama ini kurang berpihak kepada sumber - sumber produksi nasional. Dia pastikan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno akan hadir memberikan kebijakan yang kuat dan tegas dalam mengambil kendali ekonomi. "Dengan proteksi kepentingan Indonesia, khususnya tenaga kerja Indonesia," katanya.
Lebih jauh Sandiaga mengkritik pemerintah yang sering kali menyalahkan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini di Tanah Air akibat gejolak eksternal. Padahal, menurut dia, kalau pemerintah berfokus pada ekonomi nasional dengan melakukan reformasi struktural pada empat tahun lalu, maka ketergantungan pada impor bisa dikurangi.
"Ketergantungan terhadap lapangan kerja yang sekarang banyak diambil oleh tenaga kerja asing, bisa dipastikan tereduksi secara signifikan," kata Sandiaga. "Karena bisa membangun industri - industri yang menyerap lapangan kerja."
Sandiaga yakin kalau pemerintahan yang kuat yang nantinya dipimpin Prabowo dan tim ekonomi yang kuat, maka akan mampu secara perlahan mengangkat pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi yang penting adalah pertumbuhannya berkualitas, pertumbuhannya merata, itu yang kita harapkan," ucapnya.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri sebelumnya mengklaim penciptaan tenaga kerja di dalam negeri selama 3,5 tahun pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah melampaui target. Janji kampanye keduanya menciptakan lapangan kerja 10 juta selama lima tahun.
Baca: Sandiaga: Pengusaha Milenial Keluhkan Biaya Produksi Melambung
Hanif memaparkan, jumlah penciptaan dan penempatan lapangan kerja di berbagai bidang pada 2014 berjumlah 2,6 juta dan 2015 berjumlah 2,8 juta. Kemudian 2016 berjumlah 2,4 juta dan 2017 berjumlah 2,6 juta. "Kalau ditotalkan, sudah mencapai 10,4 juta, sudah melebihi target," ujar Hanif pada 29 April 2018 lalu.
ANTARA