TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memprediksi The Federal Reserve (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun 2019. Kenaikan suku bunga acuan itu, kata Mirza, bisa mencapai 3,25 persen.
"Di dalam proyeksi BI, kami memperkirakan bahwa suku bunga AS 2019 akan naik sapai 3,25 persen. Dari sekarang 2 persen, bisa naik sampai 3,25 persen," kata dia saat rapat di Komisi XI, Kamis, 13 September 2018.
Sebelumnya, Mirza juga menjelaskan aba-aba kenaikan suku bunga ini sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2013 sedangkan pengetatan likuiditas juga mulai dilakukan pada 2014. Hal ini menimbulkan terjadinya volatilitas yang tinggi pada negara-negara emerging market termasuk Indonesia.
Hal tersebut membuat BI pada 2013 harus menaikan suku bunga acuan untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit) dan inflasi. Kemudian dilanjutkan dengan kebijakan menurunkan suku bunga acuan pada periode 2016-2017. Namun, saat ini BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 125 basis points (bps) atau 1,25 persen sepanjang tahun 2018.
Mirza menjelaskan BI akan tetap menempuh sikap kebijakan moneter yang ketat atau hawkish dalam menghadapi dinamika ketidakpastian ekonomi global terutama dalam merespons kenaikan suku bunga acuan. "AS pasti naikkan suku bunga, negara tetangga juga. Kami juga akan ahead the curve tetap hawkish," kata dia.