TEMPO.CO, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) mencatatkan pertumbuhan outstanding loan sebesar 8,95 persen secara year-on-year (yoy) hingga Juli 2018. Direktur Pemasaran Pegadaian Harianto Widodo mengatakan sampai Juli 2018 perseroan menyalurkan pembiayaan atau outstanding loan senilai total Rp 39,2 triliun, meningkat dari capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 35,97 triliun.
Baca: Produk Baru Pegadaian Syariah, Bisa Umroh dengan Jaminan Emas
Baca Juga:
"Dari sisi outstanding loan, kami tumbuh 8,95 persen di angka Rp 39,2 triliun pada Juli 2018," katanya, Kamis, 13 September 2018.
Pertumbuhan tersebut seiring naiknya laba bersih perseroan yang tumbuh dua digit pada periode yang sama tahun ini. Hingga Juli 2018, ujar Harianto, Pegadaian mencatatkan laba senilai Rp1,6 triliun atau tumbuh 15,17 persen secara year on year.
Dia menjelaskan pertumbuhan outstanding loan dan laba, khususnya selepas semester I/2018, banyak didongkrak oleh pembiayaan modal kerja sehabis Lebaran. Sebelumnya, Pegadaian mengalami penurunan penyaluran pembiayaan selama beberapa waktu sebelum dan sesudah Lebaran.
Namun, hal tersebut merupakan siklus tahunan yang selalu terjadi. Terbukti, selepas Lebaran, penyaluran pembiayaan kembali bertumbuh.
Hingga akhir 2018, Pegadaian menargetkan outstanding loan senilai Rp 45,4 triliun atau tumbuh 23,37 persen dibandingkan capaian tahun lalu yang sekitar Rp 36,88 triliun.
"Target kami masih senilai itu (Rp45,4 triliun). Sepertinya belum ada rencana revisi target," ujar Harianto.
Sementara itu, jumlah nasabah ditargetkan bertambah 2 juta orang menjadi 11,5 juta nasabah hingga akhir tahun ini. Pada 2018, perseroan membidik pangsa pasar generasi milenial dengan mendirikan gerai gadai yang disatukan dengan kedai kopi bertajuk The Gade Gold and Coffee di sejumlah daerah di Indonesia.
Baru-baru ini, Pegadaian juga memproses perizinan mendirikan anak usaha di bidang jual beli emas. Anak usaha tersebut rencananya bernama Pegadaian Galeri 24. Perseroan telah menerima izin dari pemegang saham untuk mendirikan anak usaha dan saat ini izin pendiriannya masih diproses di Kementerian Hukum dan HAM.
Perseroan menggelontorkan investasi sejumlah Rp 250 miliar untuk mendirikan Galeri 24. Sebagian besar dana itu digunakan untuk modal kerja pengalihan kepemilikan emas yang awalnya berada di Pegadaian.
BISNIS