TEMPO.CO, Tangerang - Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara menuturkan peningkatan pendapatan perusahaan menjadi salah satu fokus yang akan dikejar pada era kepemimpinannya. Ari baru saja ditunjuk menggantikan dirut sebelumnya, Pahala Mansury, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
Baca juga: Ari Askhara Ditunjuk Jadi Dirut Garuda Indonesia, Gantikan Pahala
Guna meningkatkan pendapatan perseroan, Ari melihat ada rute baru yang bisa digarap maskapai pelat merah itu. "Kita harus melihat ceruk-ceruk baru di Jepang, Cina, lalu khusus umrah, di carter, dan rute domestik yang sebelumnya dimiliki pesaing," kata bekas Direktur Utama Pelindo III itu di Gedung Garuda Indonesia, Tangerang, Rabu, 12 September 2018.
Ari mengatakan saat ini penerbangan domestik menjadi rute yang paling menguntungkan. Walau, slot penerbangan kini masih menjadi batasan untuk pengembangannya. "Saya berharap kepada regulator supaya bisa mendapatkan minimum satu atau dua slot di halim (Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta) karena kita akan bisa bersaing," kata dia.
Dengan demikian, Ari berharap bisa membawa perbaikan, khususnya mengurangi kerugian perseroan. "Kami berniat mengurangi loss, targetnya di bawah US$ 100 juta minimum," ujar Ari. Ia menyebut target itu akan diupayakan juga dengan melibatkan semua pegawai, serikat pekerja, hingga regulator, serta berdiskusi dengan manajemen lama.
Pada laporan keuangan semester I 2018, Garuda Indonesia tercatat merugi sebesar US$ 114 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun. Nilai tukar rupiah yang terus melemah dan kenaikan harga avtur menjadi salah satu penyebab besar dari kerugian ini. Namun, kerugian pada Semester I 2018 ini sudah membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang mencapai US$ 284 juta atau sekitar Rp 4,11 triliun.
Selain menambah pemasukan perseroan, langkah lainnya yang bakal dilakukan guna menekan kerugian perseroan adalah dengan mendefinisikan kembali struktur biaya perseroan. Ari mengatakan pelanggan Garuda sejatinya tersegmentasi, namun produk perseroan hanya satu.
"Maksudnya bagaimana kita meredefine pelanggan garuda itu diberikan cost structure yg berbeda. Contohnya, ATR dengan cost structure Garuda, level atau standar Garuda saat ini itu harus diubah," Ari. Sehingga nantinya struktur biaya dibuat untuk pelanggan dengan segmentasi yang tepat.