TEMPO.CO, Jakarta - Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Korea Selatan, Pemerintah Indonesia dan negara ginseng itu resmi menandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi US$ 6,2 miliar. Angka itu setara dengan Rp 92 triliun dengan kurs Rp 14.845 per dolar AS.
Baca: Jokowi Undang Investor Korsel Bawa Teknologi 4.0 ke RI
"Saya terkesan atas antusiasme pengusaha Korsel untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," ujar Jokowi seperti dikutip dari akun Twitter resminya @jokowi, Selasa, 11 September 2018.
Menurut Jokowi, di tengah ketidakpastian global, perdagangan Indonesia dan Korea Selatan tahun 2017 naik 20 persen. "Lalu, di Seoul kemarin, ditandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi US$ 6,2 miliar," ucapnya.
Setelah menempuh perjalanan udara sekitar tujuh jam Presiden Jokowi beserta rombongan tiba di Korea Selatan. Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di Pangkalan Udara Militer Seongnam (Seongnam Air Base), Seoul, Korea Selatan, dalam rangka kunjungan kenegaraan, Ahad, 9 September 2018.
Kunjungan ke Seoul merupakan kunjungan balasan atas kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In ke Indonesia pada tahun 2017 lalu. Kunjungan ini juga bertepatan dengan 45 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan. Selama ini kedua negara telah memiliki Special Strategic Partnership.
Di Seoul, Presiden Jokowi dan Presiden Moon juga membahas penguatan kerja sama ekonomi kedua negara. Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, menjadi semakin penting artinya bagi Indonesia dan Korea Selatan untuk menguatkan kerja sama ekonomi.
Perusahaan dan institusi pemerintah Indonesia - Korea Selatan sebelumnya melaporkan telah menandatangani 15 nota kesepahaman investasi. Kerja sama ini meliputi sektor energi, properti, mesin, teknologi, dan kosmetika. Total komitmen investasi yang bersifat business to business (B-to-B) dari hasil MoU tersebut mencapai US$ 5,76 miliar.
Baca: Presiden Jokowi Sebut Korea Selatan Sahabat Lama Indonesia
Merespons pernyataan Presiden Jokowi itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Roeslani mengatakan banyak potensi perdagangan dan investasi antara RI-Korsel yang perlu digali. "Kami sangat terbuka akan investasi yang masuk ke Indonesia," ujar Rosan dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 11 September 2018.
BISNIS