Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Goldman Sachs: Pelemahan Mata Uang Negara Berkembang Berlanjut

image-gnews
Mata uang Franc Swiss [lenews.ch]
Mata uang Franc Swiss [lenews.ch]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAksi jual di pasar negara berkembang terus berlanjut dan diprediksi semakin dalam membuat mata uang semakin melemah. Aksi jual ini disebabkan para investor berspekulasi bahwa tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China bisa semakin meningkat.

Baca: Rupiah Anjlok, Ketua OJK Pastikan Kondisi Perbankan Aman

Tim Analis Goldman Sachs, termasuk Mark Ozerov dan Kamakshya Trivedi, mencatat bahwa aksi jual tahun ini membawa nilai tukar emerging market ke wilayah undervalued namun tidak semurah pada awal 2016 yang terpukul akibat anjoknya harga minyak global.

“Valuasi tentu saja lebih baik digunakan untuk melihat sinyal jangka pendek dan panjang untuk performa aset pasar, dan juga [valuasi] merupakan katalis untuk memicu performa yang lebih kuat,” tulis Tim Riset Goldman Sachs seperti dikutip Bloomberg, Selasa 11 September 2018.

Hal itu lah yang membuat investor semakin khawatir terhadap  ketahanan pasar negara berkembang di tengah-tengah menghadapi berakhirnya era uang murah. 

Berdasarkan data Bloomberg, peso Argentina memimpin pelemahan di pasar mata uang emerging market dengan terdepresiasi 1,04% pada Senin 10 September 2018. Peso Argentina melemah setelah trader menyatakan bahwa reli baru-baru ini bergerak terlalu jauh dan terlalu cepat.

Selanjutnya, real Brasil terpantau melemah 0,72% pada awal pekan ini. Volatilitas pasar semakin intens menjelang polling pemilu. 

Riset Goldman Sachs Group Inc. pun memperlihatkan sinyal bahwa pelemahan mata uang di negara berkembang akan terus berlanjut. Sejauh ini, mata uang emerging market telah anjlok ke level terendahnya sejak April 2017.

Adapun investor semakin menekan nilai aset negara berkembang melihat keyakinan Presiden AS Donald Trump bahwa  tarif dan ancaman tarif di dalam perang dagang dengan China dapat menggairahkan lapangan kerja di AS.

Selain itu, data ekonomi di AS yang menguat juga mendukung kenaikan suku bunga mata uang oleh bank sentral AS (The Fed).

 

Pemerintah mulai dari India hingga Argentina pun kini kian kesulitan mengembalikan kepercayaan investor terhadap perekonomian negaranya.

 

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

1 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024, rupiah ditutup menguat 7 poin menjadi Rp 15.793 per dolar AS.


Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

2 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

Menjelang idul fitri, banyak orang yang menawarkan penukaran uang baru. Sebaiknya tetap waspada dan pahami ciri-ciri uang palsu agar tidak tertipu.


Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

2 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

Nilai tukar rupiah diprediksi karena The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.


Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat di Rentang Rp 15.630-15.680 per Dolar AS

6 hari lalu

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat di Rentang Rp 15.630-15.680 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi fluktuatif. Sentimennya adalah penetapan hasil Pemilu dan kebijakan suku bunga The Fed


Menjelang Lebaran, Bank Indonesia NTB Siapkan Uang Tunai Rp 3,63 Triliun

7 hari lalu

Warga mengantre untuk menukar uang pecahan di mobil kas keliling yang melayani penukaran uang pecahan di Pasar Pramuka, Jakarta, Rabu 20 Maret 2024. Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai senilai Rp197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri 1445 H/2024 M. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim menyampaikan bahwa penyediaan rupiah ini tumbuh sebesar 4,65% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp188,8 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Menjelang Lebaran, Bank Indonesia NTB Siapkan Uang Tunai Rp 3,63 Triliun

Bank Indonesia menyatakan jumlah tersebut sangat siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada Ramadan hingga Lebaran.


Rupiah Menguat ke 15.668 per USD Usai KPU Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres

7 hari lalu

Rupiah Menguat ke 15.668 per USD Usai KPU Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres

Nilai tukar rupiah menguat usai KPU mengumumkan hasil Pemilu 2024 yang di antaranya mengumumkan presiden dan wakil presiden terpilih.


BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

8 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan pada level 6 persen.


Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

22 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

Menteri Luhut membeberkan modus instansi kementerian dan lembaga yang menyulap produk impor dan dikemas agar tampak sebagai produk dalam negeri.


Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

23 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

Mata uang rupiah diprediksi fluktuatif pada Selasa, 5 Maret 2024. Apa penyebabnya?


Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.692, Dipengaruhi Inflasi Februari Meningkat

28 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.692, Dipengaruhi Inflasi Februari Meningkat

Perdagangan sore ini rupiah ditutup melemah, analis merinci, penyebabnya karena meningkatnya inflasi di Februari 2024.