TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara berharap masyarakat dan eksportir menukarkan dolar Amerika Serikat yang dimiliki.
Baca: Ditanya Solusi Melemahnya Rupiah, Sandiaga Uno: Akan Kami Bahas
"Ya iya, kalau Bank Indonesia ya mengharapkan tentu masyarakat dan eksportir mengkonversi dolarnya, memang kalau tidak perlu dolarnya untuk apa beli," kata Mirza saat ditemui di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 10 September 2018.
Mirza mengatakan suku bunga rupiah juga sudah menarik. Mirza mencontohkan kalau membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan Obligasi Negara Ritel (ORI) Kemenkeu terdapat suku bunga sekitar 8 persen.
"Jadi lebih baik pegang aset rupiah," kata Mirza.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengapresiasi sejumlah langkah pengusaha yang mau menukarkan dolar Amerika Serikat yang dimilikinya ke rupiah. Menurut Perry, langkah tersebut dinilai mampu membantu pasokan dolar di pasar valas.
"Apresiasi kami kepada pengusaha yang mempunyai devisa, khususnya mempunyai valas, menjual valasnya dan itu menambah pasokan di pasar," kata ditemui setelah salat Jumat di Gedung Bang Indonesia, Jumat, 7 September 2018.
Menurut Perry, langkah pengusaha yang mau menukarkan dolar tersebut membuat kondisi pasar keuangan menjadi lebih stabil. Kondisi ini nantinya diharapkan akan terus berlangsung sehingga mendukung stabilitas nilai tukar ke depannya.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.835 pada Senin, 10 September 2018. Angka tersebut menunjukkan penguatan 9 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.884 pada penutupan Jumat, 7 September 2018.
HENDARTYO HANGGI | DIAZ PRASONGKO