TEMPO.CO, Jakarta - Para pengemudi taksi online yang tergabung dalam Gerakan Hantam Aplikator Nakal (Gerhana) berunjuk rasa di depan kantor Grab Indonesia di Gedung Lippo Kuningan, Jakarta, Senin, 10 September 2018. Puluhan pengemudi online Grab Indonesia pun berorasi.
Baca juga: 4 Tuntutan Ojek dan Sopir Taksi Online ke Gojek dan Grab Besok
"Kami akan tetap di sini sampai perwakilan turun menemui kami," ujar Juru Bicara Gerhana Dedi Haryantoni, Senin.
Hingga saat ini, perwakilan Grab Indonesia belum menemui mereka. Dedi mengklaim akan menghadirkan seribu pengemudi taksi online. Menurutnya, rekan pengemudinya masih dalam perjalanan ke Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Dedi menuturkan hal-hal yang menjadi tuntutan para pengemudi online antara lain, menolak aplikator menjadi perusahaan transportasi, menolak keras eksploitasi terhadap driver online, menolak keras kartelisasi dan monopoli bisnis transportasi online.
Selain itu, Dedi mengancam jika tuntutannya tidak dipenuhi, maka para driver online akan meminta kepada pemerintah untuk mencabut izin Grab dan Gojek di Indonesia.
"Dengan diusirnya para aplikasi nakal, maka kami akan meminta pemerintah membangun aplikasi pemesanan transportasi daring," tutur Dedi.
Menurut Dedi, pemerintah akan rugi jika tidak membuat aplikasi transportasi online. Hal tersebut, kata dia akan berakibat pada perekonomian negara. "Jutaan pengemudi daring akan kehilangan pekerjaan dan terpaksa mengembalikan mobilnya kepada bank dan
leasing," ucap dia.
Penanggung jawab aksi Gerhana, Chairudin Reffy mengatakan tidak akan meninggalkan lokasi. Dia dan kawan-kawannya meminta management Grab Indonesia untuk melibatkan mereka dalam setiap pembuatan peraturannya.
Berdasarkan pantauan, atas aksi ini menyebabkan kemacetan di kawasan Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Sebelumnya, mereka melakukan demo di jalan, saat ini massa melakukan demo di halaman Gedung Lippo.
Adapun Manajer Humas Grab Indonesia Dewi Nuraini belum merespons panggilan telepon maupun pesan yang dilayangkan Tempo soal demo tersebut.