TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengklaim sukses mengendalikan harga pangan dan mengamankan pasokan di DKI Jakarta selama dirinya menjabat sebagai wakil gubernur di ibu kota. Ia menyatakan keberhasilannya mengatasi lonjakan harga pangan di Jakarta lewat inisiatif harga bernama Kagerus.
Baca: Sandiaga: 100 Ribu Dapat Bawang dan Cabai, Begini Respons Netizen
"Saya ingin berbagai pengalaman saya mengatasi lonjakan harga pangan di Jakarta lewat inisiatif harga Kegerus," kata Sandiaga Uno saat menghadiri acara Agrinex ke-12 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Ahad, 9 September 2018. Kegerus yang dimaksud adalah singkatan dari Keroyok, Gerilya, dan Urai satu per satu.
Sandiaga Uno menjelaskan, tim pengendali dari DKI Jakarta mendatangi langsung kota dan kabupaten penghasil bahan pangan seperti Magelang, Jawa Tengah, misalnya. Kedatangan tim ke daerah itu di antaranya untuk meninjau proses distribusi cabai hingga ke Jakarta.
Hal yang sama dilakukan pada komoditas telur dari Blitar dan bawang merah dari Brebes. "Jadi kami pastikan rantai distribusi sederhana dan terbuka, agar harga-harga stabil dan terjangkau," ujar Sandiaga Uno.
Lewat jurus Kegerus ini, kata Sandiaga Uno, DKI Jakarta menuai hasil yang menggembirakan pada Mei 2017 atau sebulan menjelang hari pertama puasa Ramadan. Biasanya, kata dia, inflasi menjelang puasa dan lebaran memang sangat liar. "Tapi kalau dilihat jelang lebaran kemarin, itu adalah salah satu yang terbaik," ujarnya.
BPS mencatat inflasi DKI pada Mei 2018 sebesar 0,45 persen month-to-month (mtm) atau sedikit lebih rendah dari Mei tahun sebelumnya yang mencapai 0,49 persen. Walau demikian,
inflasi bulan April 2018 sebenarnya jauh lebih rendah lagi yang hanya 0,06 persen (mtm) atau terendah sepanjang tahun 2018. Selain itu, laju inflasi DKI Jakarta 0,45 persen juga hampir dua kali lipat lebih besar dari inflasi nasional yang hanya 0,21 persen mtm.
Sandi menjadi wakil gubernur dari 16 Oktober 2017 sampai 10 Agustus 2018. Sepanjang 10 bulan itu, lonjakan harga pangan bukannya tidak pernah terjadi. Pertengahan Desember 2017, sejumlah harga pangan di DKI merangkak naik termasuk cabai merah keriting yang melonjak 100 persen.
BPS mencatat inflasi Desember 2017 melonjak drastis 0,65 persen (mtm). Tapi setelah itu, angkanya terus turun hingga ke titik terendah 0,06 persen di bulan April 2018.
Baca: Sandiaga: Pelemahan Rupiah Beratkan Rakyat Kecil
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu lebih mewaspadai harga pangan agar tidak bergejolak untuk menjaga inflasi terkendali hingga akhir tahun. Terkait hal ini, Sandiaga Uno menyebutkan pemerintah seharusnya mengatasi lonjakan pangan secara all out atau sekuat tenaga.
BISNIS