TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Deputi Gubernur Bank Indonesia Anwar Nasution mengusulkan sejumlah langkah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut Anwar, untuk jangka pendek, pemerintah harus memperbaiki nilai tukar rupiah dengan melakukan capital control atau pengendalian arus modal.
Baca: Efek Rupiah Melemah, Impor Porsche Hingga Ferrari Bakal Distop
"Paksakan supaya hasil ekspor disimpan di dalam negeri, kalau perlu simpan di dalam SBI dan dikasih bunga supaya mengendap disini beberapa bulan," ujar dia dalam diskusi di Jakarta, Sabtu, 8 September 2018.
Di sisi lain, untuk jangka panjang pemerintah harus bisa memulai meningkatkan ekspor secara bertahap. "Mulai dari ekspor kerudung jangan ada lagi buatan Cina," ujar dia. Dari dalam negeri, kata Anwar, pemerintah diminta pula meningkatkan pajak agar tak terus menerus berutang.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan devisa hasil ekspor (DHE) saat ini ada US$ 34,7 miliar. Dari jumlah tersebut US$ 32,1 miliar atau 92,4 persen masuk ke perbankan dalam negeri.
Sedangkan, kata Perry aliran DHE ke bank luar negeri ada US$ 2,6 miliar atau 7,6 persen dari total DHE. "Ini data statistik kami. Dari US$ 32,1 miliar ini yang dikonversikan ke rupiah adalah US$ 4,4 miliar atau kurang lebih 13,7 persen," ujar Perry di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu, 5 September 2018.
Perry mengatakan DHE yang dikonversi ke rupiaah tersebut masih lebih kecil dari DHE pada 2017 yang sebesar 15,5 persen. Namun jumlah 13,7 persen tersebut baru pada triwulan II 2018.
"Sehingga pemikiran bagaimana membuat mekanisme agar DHE yang masuk ke perbankan dalam negeri kemudian bisa dikonversi ke rupiah seperti apa. Ada mekanisme-mekanisme yang best solusinya berdasarkan pasar," kata Perry.
Perry mengatakan ada beberapa hal yang bisa dipikirkan untuk mendorong DHE dikonversi ke rupiah. Antara lain kebijakan swap dari BI. Perry mengatakan telah berbicara dengan pengusaha supaya ini DHE lebih mengalir ke dalam negeri. Salah satunya dengan menyediakan swap dengan biaya yang murah atau 5 persen untuk setahun.
KARTIKA ANGGRAENI I HENDARTYO HANGGI