Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkap strategi mengurangi defisit transaksi berjalan menggunakan cara pengendalian impor dan mendorong ekspor serta investasi.
"Persoalan yang dihadapi hari ini sebetulnya sudah dipersiapkan dari beberapa hari lalu. Harus diakui langkah-langkah ini tidak bisa mengimbangi kecepatan pergerakan yangg terjadi terutama ini menyangkut dinamika dari keuangan global yang kemudian bergerak demikian cepat sehingga kita menyaksikan nilai tukar melemah cukup dalam pada seminggu terakhir ini," ujarnya.
Pengendalian impor dilakukan pemerintah melalui 5 langkah, yakni penggunaan biodiesel B20 sebagai substitusi impor solar, penaikan tarif PPh 22 impor 1.147 barang konsumsi, peningkatan penggunaan komponen lokal (TKDN) pada proyek-proyek infrastruktur, kepastian dan kemudahan layanan e-commerce, dan penilaian impor barang konsumsi melalui program sinergi Ditjen Pajak dan Bea Cukai.
Berdasarkan hitungan pemerintah, implementasi B20 dapat menekan impor BBM sampai dengan akhir tahun sebesar US$ 2,3 miliar, sementara pengenaan tarif PPh Impor baru dapat menekan minimal 2 persen dari total impor barang konsumsi.
Di sisi lain, kebijakan mendorong ekspor dan investasi dilaksanakan dalam 7 langkah, yakni diberlakukan layanan online single submission (OSS), pengawasan dan pengamanan DHE dengan program sinergi DJP-DJBC-BI, pemberian insentif peningkatan daya saing ekspor dan kemudahan investasi, perluasan pasar ekspor baru dan mendorong perlakuan MRA di negara tujuan, berlakunya kewajiban Letter of Credit (L-C) atau surat utang kredit atas ekspor komoditas, peningkatan peran pusat logistik berikat (PLB) sebagai sarana konsolidasi ekspor-impor IKM, serta klinik fasilitas fiskal dan prosedural untuk mendorong ekspor.
Sementara, pemerintah juga menyiapkan insentif bagi dunia pariwisata dengan memberikan kredit usaha rakyat (KUR) bagi pengusaha di daerah wisata. "Utilitas pariwisata seperti mendalika, toba, juga pembiayaan KUR seperti toko yang menjual souvenir dan restoran untuk penginapan yang bukan hotel besar," katanya.
Melalui berbagai usaha tersebut, pemerintah berharap 'badai' yang menjadi penggerus perekonomian dalam hal ini nilai tukar rupiah dapat sedikit mereda, sehingga stabilitas dan pertumbuhan dapat berjalan beriringan.
BISNIS