“Di pasar sekunder SBN dalam lima hari terakhir kami telah membeli Rp 10,68 triliun,” ujarnya. Kurs rupiah pun perlahan menguat tipis, dimana kemarin rupiah di pasar spot ditutup menguat menjadi 14.815 per dolar AS, dan berdasarkan kurs tengah JISDOR berada di level 14.884 per dolar AS.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan intervensi yang baru gencar dilakukan dalam sepekan terakhir membuat dampaknya belum banyak tercermin pada cadangan devisa Agustus. “Sehingga penurunannya relatif tipis, tapi kemungkinan masih akan menyusut sampai akhir tahun, karena tekanan terhadap rupiah masih akan terus berlangsung sanpai awal tahun depan,” ucapnya.
Meskipun demikian, dia meyakini cadangan devisa hingga akhir tahun masih akan berada di atas US$ 110 miliar. Piter menuturkan jika cadangan devisa tinggi di satu sisi juga dapat memberikan kepercayaan diri dan keyakinan bagi pemerintah maupun investor. “Tapi memang harus hati-hati karena pelemahan rupiah dan cadangan devisa itu hubungannya erat sekali, BI harus menyeimbangkan antara devisa dan stabilisasi.”
Sementara itu, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual memprediksi cadangan devisa hingga akhir tahun akan bergerak ke arah US$ 112-115 miliar. Namun, David mengingatkan bank sentral agar berhati-hati dalam menggelontorkan devisa. “Masih perlu nafas panjang, jangan terlalu boros intervensi,” ucapnya. Kekhawatiran itu didasarkan pada kondisi krisis ekonomi Argentina saat ini diduga diakibatkan oleh perilaku jor-joran mengintervensi pasar valasnya, sehingga menguras cadangan devisa.
“Jadi intervensi harus terukur, dan upaya konkret pemerintah lainnya khususnya yang berfokus menekan defisit neraca transaksi berjalan (CAD) harus didorong.”