TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto membeberkan sejumlah alasan yang menjadi penyebab terpuruknya rupiah terhadap dolar AS. Hal itu disampaikan saat ia berpidato di Masjid Syaikhona Kholil, Bangkalan, Jawa Timur, Kamis, 7 September 2018.
Menurut Prabowo, dia menyimpang jawaban mengapa Indonesia selalu disebut negara lemah, tak punya uang dan kurs rupiah yang selalu melemah terhadap dilar AS.
Jawaban dari ketiga pertanyaan itu adalah pengelolaan sistem pemerintahan yang salah. "Sistem ekonomi kita salah, melenceng dari sistem yang dibuat para pendiri bangsa," kata dia, saat berpidato di Masjid Syaikhona Kholil Bangkalan, Jawa Timur, Kamis, 7 September 2018.
Prabowo yakin ekonomi Indonesia akan cepat pulih, bila sistem pemerintahan kembali pada warisan pendiri bangsa yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945. Prabowo merujuk pada pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang menyebutkan kekayaan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
Bila ayat ini diamalkan, maka tak semestinya kondisi Indonesia terpuruk karena Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam terbesar keenam di dunia. Luas wilayahnya setara 27 negara di Eropa. "UUD 45 itu pakai bahasa Indonesia, bahasa yang jelas, tidak multi tafsir. Kita punya segala untuk menjadi negara kaya dan rakyatnya makmur," ujar dia.
Itu sebabnya, Prabowo menyatakan diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mewujudkan amanah dalam UUD 45 dengan maju menjadi calon Presiden 2019.