TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meminta Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) menyiapkan operasi pasar beras guna menjaga harga beras di pasaran. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan operasi pasar yang dimaksud bukan dalam artian Bulog menjual beras di depan pasar. "Melainkan pedagang beras di pasar itu menjual beras Bulog," kata Enggartiasto di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Kamis, 6 September 2018.
Baca juga: Darmin Nasution: Stok Beras sampai Musim Panen Februari 2019 Aman
Sebagai bahan makanan utama, ujar dia, beras harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Saat ini, stok beras di dalam negeri mencapai 2,2 juta ton dengan 820 ribu ton adalah beras dalam negeri.
Ditanyai terpisah, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi mengatakan saat ini harga beras di beberapa titik sudah mulai menurun. Namun, lembaganya akan tetap waspada mengamankan harga dengan cara operasi pasar.
"Stok kami masih cukup sampai masa panen berikutnya," ujar Wahyudi. Masa panen berikutnya diproyeksikan jatuh pada bulan Maret 2019. Adapun beras impor yang telah masuk hingga kini tercatat 1,1 juta ton.
Hingga kemarin, kata Wahyudi, realisasi beras operasi pasar rata-rata berada pada angka 2 ribu ton per hari. Ia mengatakan bakal terus menaikkan angka tersebut. "Tapi serapan masih rendah. Kita lihat di Cipinang masih banyak masuk dari daerah 3 ribuan, sebagian nambah dari sana,"ujar Wahyudi.
Sebelumnya pemerintah menyebutkan ada tambahan kuota impor beras sebesar 1 juta ton yang merupakan bagian dari kebijakan impor sebanyak 2 juta ton. Impor beras itu diputuskan dalam rapat koordinasi tingkat Kementerian Koordinator Perekonomian yang dihadiri oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, dan Badan Pusat Statistik. “Keputusan final pada April lalu,” ujarnya, Selasa, 28 Agustus 2018.
Enggar menjelaskan, pemerintah memberi izin kepada Bulog untuk mengimpor beras lantaran produksi beras pada 2017 meleset dari target. Stok beras lokal milik Bulog menyusut menjadi hanya 800 ribu ton per Juli lalu. Padahal batas aman untuk stok beras Bulog dan cadangan beras pemerintah harus minimal 1,5 juta ton.
Kementerian Pertanian sesungguhnya memprediksi produksi beras pada tahun ini bakal surplus sebesar 13,03 juta ton. Perkiraan surplus tersebut dihitung dari target produksi gabah sebesar 80 juta ton atau 46,5 juta ton setara beras, sementara total konsumsi beras nasional diperkirakan hanya 33,47 juta ton. Akan tetapi Kementerian Perdagangan ragu akan hal tersebut karena realisasi tahun lalu juga tak mencapai target.
CAESAR AKBAR | PUTRI ADITYOWATI | ANDI IBNU