TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai respon dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero terhadap pemadaman listrik di Jawa-Madura-Bali baru-baru ini sudah cukup cepat. "Sekarang terbukti sudah beres," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 6 September 2018.
Baca juga: Pemadaman Listrik di Jawa Lakukan Bergilir karena Transmisi
Menurut Tulus, dalam kondisi seperti ini, kata dia, upaya yang paling penting adalah bagaimana kecepatan PLN memperbaiki gangguan agar dampaknya tidak meluas. Terlebih, sistem pembangkit dari Pulau Jawa hingga Bali sudah saling terhubung satu sama lain.
Meski demikian, Tulus mengingatkan bahwa masih ada potensi gangguan lain yang sering terjadi pada sisi distribusi. Gangguan ini bersumber dari kabel dan trafo milik PLN yang sudah tua dan kelebihan kapasitas. Bahkan, gardu induk dengan kapasitas yang masih bagus hanyalah 73 persen saja. "Jadi, revitalisasi seperti trafo memang lebih mendesak," ujarnya.
Sebelumnya jaringan transmisi pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 500 Kilovolt (KV) Paiton-Grati 1,2 mengalami gangguan sejak Rabu siang, 5 September 2018. Akibatnya, pasokan listrik sebesar 3.964 Megawatt (MW) pun berkurang dan menyebabkan pemadaman bergilir di sejumlah daerah di Jawa-Madura-Bali.
“Gangguannya di transmisi, bukan di pembangkit sehingga menyebabkan produksi dari pembangkit ini kena dampak sehingga tidak bisa tersalurkan,” kata Iwan Ridwan Deputi Manajer Komunikasi Dan Bina Lingkungan, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat, saat dihubungi Tempo, Rabu, 5 September 2018.
Simak juga: Krisis Listrik di Bekasi, PLN Minta Industri Gunakan Genset
Namun pada hari ini, pasokan listrik mulai normal setelah PLN melakukan normalisasi. Di Jawa Timur, 38 gardu induk 150 KV sudah kembali mensuplai listrik ke pelanggan. Di Jawa Timur, pasokan listrik di daerah-daerah seperti Bandung, Bekasi, hingga Purwakarta juga sudah berangsur pulih setelah terjadi pemadaman listrik. "Kami mohon maaf sebesar-besarnya," kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka.
FAJAR PEBRIANTO | AHMAD FIKRI