TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah tempat penukaran uang atau money changer diserbu masyarakat. Salah satunya di Ayu Masagung, money changer di kawasan Jakarta Pusat.
Baca juga: Rupiah Melemah, Rini Soemarno Siapkan Sejumlah Langkah
Sarbini, Staf Marketing Ayu Masagung Money Changer mengatakan bahwa melemahnya rupiah menyebabkan masyarakat ramai menukarkan uang mereka. “Ya kalau lagi naik (harga dollar) seperti ini (ramainya). Kurang lebih 100 orang perhari,” kata dia, Rabu, 5 September 2018. Untuk kurs jual, Ayu Masagung memasang harga Rp 15.000 dan kurs beli Rp 14.955.
Selain ramai-ramai menukar, ada pula yang justru membeli dolar. “Untuk liburan ini,” kata Neo salah satu customer yang membeli dolar di Ayu Masagung.
Maria, customer yang membeli pecahan senilai US$ 100 mengaku tidak mengerti jika kurs dolar sedang melonjak naik. “Kaget sih, tapi kan bedanya nggak terlalu jauh juga," ujarnya. Dia tak bermaksud menjual kembali uang kertas US$ 100 tersebut, namun untuk tabungan.
Ramainya masyarakat yang menukar dolar juga terjadi di money changer PT. Sejahtera Valasindo Abadi di Pondok Indah Mall 1, Jakarta. Agus, marketing Sejahtera Valasindo mengatakan pelemahan rupiah memang berdampak pada banyaknya masyarakat yang menjual dollar.
Sejahtera Valasindo memasang kurs jual dengan harga Rp 15.040 dan kurs beli Ro 14.930 per US$ 1. “Untuk hari ini kami sudah beli US$ 20 ribu - 30 ribu. Biasanya hanya mencapai US$ 5 ribu - 10 ribu,” kata Agus. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada batasan transaksi per harinya.
Dari beberapa money changer yang Tempo datangi, kebanyakan pecahan transaksi 100 dolar yang ditukarkan oleh masyarakat. Selain dolar Amerika, mata uang Singapura juga ramai dibeli ataupun jual oleh masyarakat.
CANDRIKA RADITA PUTRI