TEMPO.CO, JAKARTA - Perum Bulog meningkatkan intensitas operasi pasarnya hingga lima kali lipat. Hingga pekan lalu, operasi pasar bulog hanya dikisaran 3 ribu ton per hari, kemarin bulog menggelontorkan beras hingga 15 ribu ton per hari. “Operasi ini bakal sampai akhir tahun,” kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso di gudang bulog Jakarta, Selasa 4 September 2019.
Baca juga: Darmin Nasution: Stok Beras sampai Musim Panen Februari 2019 Aman
Kuantitas operasi pasar dinaikkan menjadi 15 ribu ton sebagai tindak lanjut penugasan pemerintah ke bulog pekan lalu. Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Perekonomian, meminta bulog menggiatkan operasi pasar karena sejak awal Agustus lalu sudah ada tren kenaikan harga beras.
Penugasan tersebut diberikan ke bulog melalui surat resmi ihwal operasi pasar yang diterbitkan Kementerian Perdagangan 31 Agustus lalu. Operasi pasar disokong oleh impor beras sekitar 600 ribu ton yang sudah tiba dan siap dipasarkan akhir pekan lalu.
Adapun stok beras bulog ada sekitar 2,6 juta ton. Sedangkan realisasi impor tahun ini sudah mencapai 1,84 juta ton dari jumlah kuota sebesar dua juta ton. Impor beras dinilai cukup membantu di saat serapan harian bulog yang masih belum optimal sejak sebulan lalu dari 10 ribu ton perhari menjadi di kisaran 5 ribu ton per hari.
Buwas, sapaan Budi, mengatakan operasi akan digelar serentak di seluruh cabang regional yang dimiliki bulog. Selain di kantor cabang, guyuran beras bulog juga difokuskan di pasar-pasar tradisional. “Ada 205 pasar tradisional di 82 kota yang jadi prioritas,” kata Buwas. Berbagai mitra bulog juga turut dilibatkan untuk membantu gelaran operasi pasar ini.