TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi kemunculan delapan titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Sedikitnya delapan titik panas itu terdeteksi melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua tersebut menyebar di lima kabupaten dan kota di Riau.
Baca: Jokowi Divonis Bersalah di Kasus Karhutla, Walhi Beberkan Fakta
"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen menyebar di Rokan Hilir, Pelalawan dan Indragiri Hulu masing-masing dua titik," ujar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno di Pekanbaru, Senin sore, 3 September 2018.
Selanjutnya, satu titik panas terdeteksi berada di Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hulu. Secara umum, Kusno mengatakan total terdapat 29 titik panas yang menyebar di Pulau Sumatera, sore hari ini.
Selain delapan titik panas di Riau, Satelit juga mendeteksi delapan titik panas di Provinsi Sumatera Selatan, lima titik di Lampung, empat titik di Bangka Belitung, serta dua di Bengkulu dan Sumatera Utara.
Dari delapan titik panas yang terdeteksi di Provinsi Riau, Sukisno mengatakan lima di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. "Titik api terdeteksi di Pelalawan dan Rokan Hilir dua titik serta satu titik di Indragiri Hilir," katanya.
Keberadaan titik-titik panas maupun titik-titik api di Provinsi Riau merupakan yang pertama kali dalam kurun waktu sepekan terakhir. Sebelumnya, ratusan titik panas sempat terdeteksi menyebar di Provinsi Riau dan melahap lebih dari 2.000 hektare lahan di wilayah itu sepanjang akhir akhir Juli hingga medio Agustus 2018 lalu.
Saat itu, Tim Satgas Karhutla Riau harus terus berjibaku melakukan pemadaman Karhutla mengingat pada saat bersamaan diselenggarakan Asian Games 2018 di Palembang dan Jakarta. Tim tidak mengenal lelah melakukan pemadaman baik melalui jalur darat dan udara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, Wahyudin sebelumnya mengatakan, luasan lahan yang terbakar karena kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu mencapai 1.476 hektare. "Lahan yang terbakar seluas itu merupakan kumulatif sejak Januari hingga 2 September 2018 dan tersebar di seluruh kabupaten dan kota," katanya, di Banjarbaru, Ahad, 3 September 2018.
Baca: 1.476 Hektare Lahan di Kalsel Terkena Kebakaran Hutan
Menurut Wakil Komandan I Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Kalimantan Selatan itu, kebakaran hutan dan lahan pada seluruh kabupaten dan kota tersebut terjadi dengan luasan bervariasi. Kebakaran hutan dan lahan di daerah itu terbagi dalam 13 kabupaten dan kota dipicu oleh musim kemarau yang kemudian menimbulkan cuaca panas dan kekeringan.
ANTARA