TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) mempertahankan peringkat Indonesia di level layak investasi atau investment grade pada 2 September 2018. Dalam siaran persnya, Fitch memberikan afirmasi atas Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada level BBB/outlook stabil.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai hal itu merupakan nilai yang positif bagi Indonesia. Hal tersebut, kata Bhima juga menjadi indikasi positif, bahwa risiko utang Indonesia masih dikelola dengan baik.
Baca: Fitch Prediksi BI Pertahankan Bunga Acuan Hingga Akhir Tahun
"Fitch masih mempertahankan rating layak investasi BBB. Ini indikasi yang positif bahwa resiko utang Indonesia di tengah penguatan dolar masih dikelola dengan baik," kata Bhima saat dihubungi, Selasa, 4 September 2018.
Adapun beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut yaitu beban utang pemerintah yang relatif rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal ini terutama terjadi di tengah tantangan sektor eksternal yang antara lain berasal dari tingginya ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebutkan afirmasi rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil merupakan cerminan keyakinan lembaga rating atas perekonomian Indonesia.
"Komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut mencerminkan kebijakan otoritas yang kredibel," kata Perry dalam siaran pers, Senin, 3 September 2018.
Ke depan, kata Perry, pihaknya akan terus memperkuat koordinasi antar otoritas dalam rangka implementasi bauran kebijakan. "Termasuk upaya perbaikan defisit transaksi berjalan untuk menjaga stabilitas makroekonomi serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Fitch sebelumnya juga menyoroti langkah yang ditempuh Bank Indonesia dalam menaikkan suku bunga kebijakan dan intervensi di pasar valas sebagai respons dari tekanan yang dialami oleh negara-negara emerging dinilai mencerminkan komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas.
Simak berita tentang investasi hanya di Tempo.co
HENDARTYO HANGGI | BISNIS.COM