TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company (HMC) bakal membangun pabrik produksi passenger vehicles atau mobil penumpang untuk pasar Indonesia. PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Mukiat Sutikno membenarkan bahwa rencana investasi pembangunan pabrik ini disertai oleh permintaan insentif pajak kepada pemerintah Indonesia sesuai dengan Peraturan Kementerian Keuangan.
Baca juga: Ditjen Pajak Jelaskan Rencana Pantau Media Sosial Wajib Pajak
Tapi dia juga masih enggan merinci soal permintaan insentif pajak seperti apa yang diinginkan pihak Hyundai Korea Selatan. "Iya benar (insentif pajak), tapi masih confidential nih," kata Mukiat saat dihubungi di Jakarta, Senin, 3 September 2018.
Kabar soal rencana investasi Hyundai ini kembali muncul setelah Menteri Koordinator Bidang Perekononian Darmin Nasution hari ini memanggil Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong ke kantornya. Mereka membahas sejumlah isu terkait rencana investasi yang tak tak kunjung menunjukkan perkembangan signifikan ini.
Usai rapat, Airlangga mengatakan pemerintah membuka opsi pemberian insentif pajak kepada produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai. "Bisa tax holiday, tapi sebenarnya itu berlaku untuk semua, tidak eksklusif satu perusahaan saja," kata dia. Adapun Thomas Lembong menolak memberikan komentar.
Saat ini, setidaknya ada dua Peraturan Menteri Keuangan terkait pemberian tax holiday. Dalam PMK Nomor 35 Tahun 2018 disebutkan bahwa minimal investasi senilai Rp 500 miliar otomatis bisa mendapat potongan Pajak Penghasilan (PPh) hingga 100 persen dalam 5 tahun. Sementara dalam PMK Nomor 104 Tahun 2016, disebutkan potongan Pajak Penghasilan yang diperoleh memiliki rentang dari 20 persen sampai 100 persen untuk investasi dengan nilai yang sama, khusus di Kawasan Ekonomi Khusus.
Di tengah rencana investasi untuk pembangunan pabrik, PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) pun terus memasok informasi kepada HMC terkait potential growth dari segmen bisnis yang ingin disasar. "Kami sebagai distributor di Indonesia memang ada diskusi dengan pihak Hyundai Korea," ucap Mukiat.
Hyundai Mobil Indonesia menilai Indonesia masih menjadi pasar yang cukup besar lantaran penetrasi mobil baru 7,9 persen dari total 261 juta penduduk Indonesia. Sementara Wakil Presiden Komisaris PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Jongkie Sugiarto mengatakan baru 87 dari 1000 orang Indonesia yang memiliki mobil. "Malaysia sudah di atas 440 unit per 1000 orang, Thailand sudah 220 unit per 1000 orang," ucapnya.
Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ini, HMC adalah perusahaan raksasa sehingga merekalah nantinya yang akan memimpin investasi ini, bukan HMI. "Mereka yang punya teknologi, keuangan yang sangat kuat, dan pengalaman yang banyak," ujarnya.
Simak berita lainnya tentang pajak di Tempo.co.