TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pembangunan dan Perencanaan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan dirinya belum bisa mengemukakan dampak Asian Games 2018 terhadap perekonomian nasional. "Ini kan baru selesai jadi butuh waktu dua minggu sampai satu bulan soal dampak ekonominya," kata Bambang saat ditemui di kantor ditemui di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 3 September 2018.
Baca: Indorelawan Bersihkan Sampah Selama Asian Games 2018
Sebelumnya, Bambang memprediksi total dampak langsung penyelenggaraan Asian Games terhadap ekonomi di Indonesia mencapai Rp 45,2 triliun. Adapun rincian dampak ekonomi Asian Games terhadap Indonesia di antaranya pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 diperkirakan mencapai Rp 3,6 triliun. Dengan perkiraan pengeluaran sebesar Rp 2,5 triliun di Jakarta dan Rp 1,1 triliun di Palembang.
Selain itu, biaya akomodasi diperkirakan menelan jumlah pengeluaran terbanyak, mencapai Rp 1,3 triliun. Sementara biaya terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp 640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 628 miliar. Sedangkan biaya belanja mencapai Rp 560 miliar, dan biaya hiburan sebanyak Rp 280 miliar.
Selanjutnya, total perkiraan biaya konstruksi fasilitas pendukung Asian Games 2018, termasuk di antaranya pembangunan Gelora Bung Karno, Stadion Jakabaring, wisma atlet, dan Light Rapid Transit (LRT) mencapai Rp 34 triliun, dengan biaya operasional sebesar Rp 7,2 triliun.
Asian Games 2018 yang digelar sejak 18 Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang telah rampung pada Ahad, 2 September 2018. Panitia penyelenggara Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) memprediksi sebanyak 10 ribu atlet dari 45 negara beserta 5.000 officials akan bersaing dalam 462 pertandingan dengan dua juta penonton.
Baca: Wapres JK: Indonesia Capai 3 Sukses di Asian Games 2018
Sedangkan dalam acara ini juga melibatkan 13 ribu sukarelawan. Perhelatan Asian Games 2018 diperkirakan mampu mendatangkan 200 ribu wisatawan mancanegara serta diliput sekitar 7.000 media, baik lokal maupun internasional.
DIAS PRASONGKO I DEWI NURITA