TEMPO.CO, Jakarta - Sejak program Pos Peduli Gempa Pulau Lombok diluncurkan pada 8 Agustus 2018, PT Pos Indonesia (Persero) telah menerima lebih dari 3.000 ton kiriman bantuan korban gempa Lombok.
Baca juga: Jokowi Bagikan Bantuan Rp 264 M untuk 5.293 Rumah Rusak di Lombok
"Ledakan ini tentu tidak mudah untuk dipikul oleh Pos Indonesia sendirian. Berbagai upaya dan kolaborasi dengan berbagai lembaga, seperti TNI, Polri, BNPB, termasuk dengan BUMN lainnya, terus dilakukan untuk mempercepat proses penyaluran barang," kata Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) Cahyat Rohyana, Senin, 3 September 2018.
Saat ini masih terjadi penumpukan kiriman di Kantor Pos Mataram. Sebab, selain kiriman yang akan disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terdapat banyak kiriman yang beralamat posko relawan dan pribadi sehingga cukup menyulitkan petugas memproses kiriman bantuan.
Menurut Cahyat, dalam 2 hari ke depan, Kantor Pos Mataram diharapkan sudah kembali memproses kiriman reguler.
Pada 17 Agustus 2018, Pos Indonesia sudah merilis pengumuman tentang penanganan kiriman bantuan di Pulau Lombok, antara lain kiriman dengan alamat Posko Peduli Gempa cq Kantor Pos Mataram atau Kantor Pos Selong akan diserahkan ke BPBD Provinsi NTB.
Selanjutnya untuk kiriman yang sudah telanjur menggunakan alamat pribadi dan disertai dengan nomor telepon, penerima akan dihubungi untuk mengambil kiriman yang dimaksud ke kantor pos dengan menunjukkan identitas diri. Untuk kiriman yang alamatnya tidak sesuai dengan di atas, penyerahannya akan diupayakan semaksimal mungkin, disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Menurut Cahyat, Pos Indonesia berkomitmen untuk terus menyalurkan kiriman bantuan korban gempa Lombok sampai tuntas. Bagi masyarakat yang barang bantuannya belum tersalurkan dengan cepat dimohon bersabar. "Semoga dalam waktu dekat semua barang sudah akan tersalurkan dengan baik," ujarnya.
ANTARA