TEMPO.CO, Jakarta -PT Pertamina (Persero) siap menyalurkan bahan bakar biodiesel 20 persen atau B20 kepada pengguna akhir melalui 112 Terminal Bahan Bakar Minyak atau TBBM. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan kesiapan tersebut sebagai bentuk implementasi kebijakan mandatori B20 mulai 1 September 2018.
"Untuk mendorong peningkatan jumlah pengguna bahan bakar biodiesel yang ramah lingkungan ini, kami sudah siap dan seluruh fasilitas Pertamina siap 100 persen untuk mencampur dan menyalurkan biodiesel sebagai implementasi kebijakan mandatori B20," kata Nicke, dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 1 September 2018.
BACA: Organda Tidak Menolak Mandatori B20, Tapi ...
Nicke menjelaskan dari 60 Terminal BBM yang telah menyalurkan B20, Pertamina mencatat sejumlah TBBM dengan penyaluran tertinggi seperti TBBM Jakarta Group, TBBM Kotabaru Group, TBBM Surabaya dan TBBM Balikpapan.
Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan bahwa mulai 1 September 2018, tidak akan ada lagi produk B0 di pasaran, dan keseluruhannya berganti dengan B20.
Produk B0 hanya untuk Pertadex atau Diesel Premium. Beberapa pengecualian dapat diberlakukan terutama terhadap Pembangkit Listrik yang menggunakan turbine aeroderivative, alat utama sistem senjata, dll. Terhadap pengecualian tersebut digunakan B0 setara Pertadex.
BACA: Kemenhub Buat Peraturan Menteri Wajib Gunakan B20
"Apabila Badan Usaha BBM tidak melakukan pencampuran, dan Badan Usaha BBN tidak dapat memberikan suplai FAME atau Fatty Acid Methyl Ester ke BU BBM akan dikenakan denda yang cukup berat, yaitu Rp 6.000 per liter," kata Darmin.
Bila seluruh fasilitas BBM ini telah menerima pasokan FAME, maka potensi penambahan penyaluran B20 akan dapat dilaksanakan secara optimal. Pertamina juga akan berkontribusi untuk mempercepat pelaksanaan peta jalan bauran energi nasional.
Pemerintah mencanangkan mandatori B20 per 1 September 2018 sebagai upaya untuk mengurangi impor migas, sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan karena mengurangi penggunaan devisa.
ANTARA