TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengapresiasi keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi PT Wijaya Karya (WIKA) yang dinilai paling ekspansif dalam mengekspor jasa konstruksi ke luar negeri, termasuk Namibia.
Baca juga: Wijaya Karya Garap Proyek Renovasi Istana Presiden Niger Rp 332 M
"Keputusan Namibia untuk melibatkan PT WIKA membangun infrastruktur di sana (Namibia) adalah benar," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2018.
Menurut Basuki, kemampuan WIKA sebagai perusahaan konstruksi nasional dalam mengerjakan proyek infrastruktur telah mendapat pengakuan dari negara lain.
"Dalam hal manajerial, PT WIKA memiliki standar operasi yang bagus, baik dari segi keamanan maupun kualitas, karena salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Wijaya Karya Incar 2 Proyek Bendungan Senilai Rp 2 Triliun
Direktur Utama PT Wijaya Karya Tumiyana mengatakan saat ini pihaknya masih dalam tahap penjajakan untuk memilih proyek-proyek yang akan dikerjakan di Namibia.
Untuk itu, ujar dia, WIKA akan segera mengirim tim ke Namibia untuk menindaklanjuti pertemuan untuk mendetailkan proyek-proyek yang ditawarkan oleh negara tersebut.
Selain PT Wijaya Karya, BUMN Karya lainnya yang telah mengerjakan proyek di luar negeri yakni PT Waskita Karya, PT PP, PT Brantas Abipraya, PT Hutama Karya dan PT Adhi Karya.
ANTARA