TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA menaikkan target pertumbuhan kredit pada tahun ini. Awalnya perseroan menargetkan pembiayaan 8 - 10 persen, tetapi dengan perkembangan yang terjadi proyeksi dinaikkan menjadi 11 - 12 persen.
Baca: Gelar Travel Fair, BCA Berikan Casback Rp 1,5 Juta Tiket Singapore Airlines
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan pada akhir Juni 2018, portofolio kredit perseroan mencapai Rp 494 triliun. Angka ini tumbuh 14,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan posisi itu dan memperhatikan 8 bulan kondisi yang terjadi, Vera yakin perusahaan akan melampaui target pertumbuhan kredit. "Ekspektasi kami mungkin di kisaran 11 - 12 persen untuk full year 2018," katanya, Senin, 27 Agustus 2018.
Baca: BCA: 97 Persen Nasabah Kami Lakukan Transaksi secara Digital
Vera pun memastikan kinerja yang positif pada semester I tahun 2018 ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga. Adapun pertumbuhan kredit didukung oleh peningkatan aktivitas ekonomi pada periode perayaan ldul Fitri.
Lebih jauh Vera menjelaskan, pertumbuhan kredit itu ditopang segmen korporasi dengan pertumbuhan 19,1 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 191,4 triliun. Sedangkan kredit komersial dan usaha kecil naik 15,1 persen (yoy) menjadi Rp 174,8 triliun.
Sementara itu kredit konsumer tumbuh 6 persen (yoy) menjadi Rp 128,2 triliun. Pembiayaan konsumer terdiri dari kredit kepemilikan rumah yang tumbuh 4 persen (yoy) menjadi Rp 74,6 triliun, kredit kendaraan bermotor naik 8,1 persen (yoy) menjadi Rp 41,3 triliun, dan kartu kredit tumbuh 10,8 persen (yoy) menjadi Rp 12,3 triliun.
Pertumbuhan kredit, menurut Eva, bisa dicapai dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada pada level 1,4 persen pada akhir Juni 2018. Adapun rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat sebesar 187,8 persen.
BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat dengan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to finance ratio atau LFR) sebesar 77 persen. Selain itu rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio atau CAR) dijaga di level 22,8 persen per 30 Juni 2018.
BISNIS