TEMPO.CO, Jakarta - Penanganan tanggap darurat dan perlindungan sosial bagi masyarakat korban gempa di Nusa Tenggara Barat menjadi program Kementerian Sosial (Kemensos). Sejumlah dana telah dikucurkan pasca bencana terjadi.
"Sejauh ini Kemensos sudah mengeluarkan dana Rp1,2 triliun lebih," ujar Staf Ahli Mensos bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Asep Sasa Purnama di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.
Menurut Sasa, pasca gempa beruntun yang melanda pulau NTB sejak 29 Juli 2018 hingga 19 Agustus 2018, Kemensos bersama Kepolisian RI menjadi koordinator tim rehabilitasi dan perlindungan sosial pasca gempa.
Selain mereka, ada beberapa lembaga dan kementerian yang membantu, antara lain Kementerian Dalam Negeri dari segi tanggap darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk logistik, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Adapun anggaran dan logistik yang disediakan Kemensos antara lain untuk membangun 1.519 Unit Rumah Tinggal Sementara. Selain itu kementerian juga mengkoordinasi pemenuhan kebutuhan makanan.
"Seratus ton cadangan beras dari Gudang Bulog Provinsi, serta beras reguler dari Kemensos sudah dikeluarkan untuk stok Provinsi Nusa Tenggara Barat," ujar Sasa.
Sasa mengatakan kementeriannya pun telah menyediakan 21 ribu paket berisi lima kilogram beras dan lauk pauk. Dapur umum lapangan juga telah dibangun di 12 titik. Jumlah itu terus bertambah seiring mengalirnya bantuan dari sejumlah kelompok masyarakat.
Untuk 565 korban wafat, pemerintah telah memberi uang duka Rp 20 juta per orang, atau total Rp 8,4 miliar. Adapun santunan duka relawan Palang Merah Indonesia dikucurkan sebanyak Rp 20 juta.
"Korban meninggal tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat, Mataram, Sumbawa, dan Sumbawa Besar," kata Sasa.
Kemensos telah menyediakan Dana Jaminan hidup sebesar Rp900 ribu per jiwa selama tiga bulan, bantuan isi hunian tetap sebesar Rp 3 juta per kepala keluarga.
Tak hanya itu, mereka juga menggelar Layanan dukungan psikososial dengan mengerahkan pendamping di sepuluh Posko dan dipusatkan di Lapangan Supersemar, Lombok Utara.
Adapun, Kemensos tetap menjalan program Perlindungan Sosial Berkelanjutan dengan memberikan jaminan dan bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan untuk 325.320 keluarga penerima manfaat dan beras sejahtera (rastra) untuk 473.049 keluaga penerima manfaat.