TEMPO.CO, Jakarta - PT ASDP Indonesia Ferry (persero) menargetkan penerapan sistem tiket elektronik (e-ticket) pada seluruh perlintasan yang dikelola perseroan sebelum masa angkutan Lebaran tahun depan. Sistem tiket online diproyeksi bisa mengurai antrean calon penumpang dan kendaraan di pelabuhan, serta meningkatkan aspek keselamatan.
Simak: Agen Hentikan Jual Tiket Kapal PT Pelni
General Manager PT ASDP cabang Ketapang-Gilimanuk, Solikhin, mengatakan penerapan e-ticket dilakukan secara bertahap, sejak 15 Agustus lalu. "Di fase pertama kami bergerak dari sistem bayar non-tunai dulu, sehingga transaksi di pelabuhan lebih cepat," katanya kepada Tempo, Senin 27 Agustus 2018.
Pembayaran non-tunai, kata dia, baru berlaku di empat pelabuhan ASDP, yakni Merak (Banten), Bakauheni (Lampung), Ketapang (Kalimantan Barat), dan Gilimanuk (Bali). Metode itu diterapkan untuk pejalan kaki, pengendara kendaraan roda dua, dan kendaraan roda 4 kecil atau golongan IV.
Perseroan pun menargetkan keseragaman sistem di seluruh perlintasan paling lambat pada masa Lebaran 2019. Saat ini, PT ASDP tercatat mengelola 35 pelabuhan dengan total 234 perlintasan. "Sambil berproses, penjualan tiket akan disesuaikan dengan informasi lalu lintas pelabuhan dan kapasitas kapal angkut," ucap Solikhin.
Layanan pertiketan kapal penyeberangan sempat dikritik sejumlah lembaga pada Juli lalu. Ombudsman Republik Indonesia yang memeriksa sejumlah lokasi, termasuk pelabuhan rute Bastiong-Sofifi di Maluku Utara, mencatat adanya antrean panjang yang menyulitkan calon pembeli. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pun sempat menerima aduan penumpang rute Merak-Bakauheni terkait gangguan sistem penjualan tiket.
Antrean panjang saat peak season, kata Solikhin, akan diatasi dengan informasi jadwal bag calon pembeli tiket online. "Jadi kendaraan masuk sesuai waktu keberangkatan kapal, tidak beli dan bayar di lokasi. Setiap jam pun kami akan tahu berapa tiket terjual dan berapa penumpang diberangkatkan."