TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah, kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menetapkan impor beras sebanyak 2 juta ton dalam rapat koordinasi bulan April 2018 lalu. Menurut Enggar, pemerintah tidak akan membiarkan gejolak harga beras, karena pemerintah ingin menjaga angka inflasi di 3,5 persen.
"Ini inflasi dan harga yang naik dan kita tidak mungkin biarkan," kata dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin, 27 Agustus 2018.
Enggar mengklaim pembatasan impor beras tidak berkaitan untuk suksesi pemilihan umum yang diselenggarakan tahun depan. "(Pemerintah) tidak ingin merugikan masyarakat dengan naiknya harga beras," kata dia
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita hadir dalam rapat koordinasi soal impor beras yang dilaksanakan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Baca juga: Darmin Nasution: Stok Beras sampai Musim Panen Februari 2019 Aman
Enggar menjelaskan, jika ketersediaan stok beras dan harga stabil sesuai Herga Ecer Tertinggi (HET), pemerintah tidak akan melakukan tambahan impor hingga akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan penambahan izin impor beras sebanyak satu juta ton itu telah diputuskan sekitar tiga bulan lalu dan berlaku hingga Agustus 2018. Enggartiasto beralasan penambahan impor beras itu diperlukan untuk menambah cadangan stok beras nasional yang mulai berkurang.
Baca juga: Jokowi Panggil Bulog dan Menteri, Cek Stok Beras Hadapi Kemarau
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo, juga meminta keterangan dari Enggar soal impor beras tersebut. Menurut dia, selama ini terkait izin impor beras kerap memunculkan spekulasi banyak hal. Bambang ingin Menteri Perdagangan segera menggelar rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI untuk mengklarifikasi spekulasi yang muncul di ruang publik.