TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro memperkirakan masyarakat usia produktif Indonesia akan meningkat pada 2020-2024. Fenomena tersebut merupakan bonus demografi yang juga pernah dialami oleh beberapa negara maju seperti Cina.
Baca juga: Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi Tak Bisa Hanya Andalkan Konsumsi
Dalam masa tersebut, rasio ketergantungan masyarakat usia non-produktif akan terus menurun hingga mencapai titik terendah. “Saat itu, dapat dikatakan 60 pekerja usia produktif akan menopang 100 orang penduduk,” ujar Bambang saat peluncuran buku Proyeksi Kependudukan 2015-2045 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 24 Agustus 2018.
Perubahan struktur penduduk Indonesia akan menghantar negara kepada jumlah usia produktif terbesar di wilayah Asia Tenggara. Dengan bertumbuhnya penduduk usia produktif, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan mengalami percepatan. Menurut Bambang, hal itu terjadi karena kerangka kependudukan dan pembangunan merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi.
Bambang mengatakan perubahan struktur penduduk merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk menjadi negara dengan jumlah penduduk yang besar. Namun pemerintah perlu menjaga pertumbuhan penduduknya agar tidak menjadi pertumbuhan yang negatif.
Baca Juga:
Untuk menghindari pertumbuhan yang negatif tersebut, kata Bambang, pemerintah membuat skenario dengan menargetkan setiap satu perempuan dapat melahirkan dua anak. “Pemerintah juga mendorong penurunan angka kematian bayi menurun menjadi 3 persen per tahun,” ujar Bambang.
Berdasarkan dua skenario tersebut, Bappenas memperkirakan pada 2045, penduduk Indonesia berkisar antara 311 juta hingga 318,9 juta jiwa. Apabila jumlah anak terus menurun, maka pertumbuhan penduduk akan berkisar 311 juta. Sebaliknya kalau jumlah anak dijaga pada tingkat 2 anak per keluarga, akan mencapai 318,9 juta jiwa jumlah penduduk.
CANDRIKA RADITA PUTRI