TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi terbaik yang didapat Indonesia dalam kurun waktu saat ini hingga 2045 adalah 5,7 persen.
Baca juga: Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi Tak Bisa Hanya Andalkan Konsumsi
"Kalau kami melihat sampai 2045 itu perkiraan tahunan, rata-rata per tahun dalam waktu sepanjang itu yang terbaik adalah 5,7 persen. Itu perkiraan terbaik. Tapi perkiraan base line kami 5,1," kata Bambang dalam peluncuran Buku Proyeksi Antar Sensus Penduduk 2015-2045 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 24 Agustus 2018.
Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi 5,7-5,1, Bambang memproyeksikan Indonesia menjadi negara yang berpendapatan tinggi pada 2040, yaitu US$ 15 ribu per kapita per tahun. Selain itu, Bambang memperkirakan angka kemiskinan Indonesia mendekat nol persen.
"Artinya sekitar 1 persen. Itu ciri negara maju adalah jumlah kemiskinannya hampir nol persen. Nol persen hampir tidak mungkin tapi mendekati nol persen," ujarnya.
Untuk mengalami lompatan pertumbuhan ekonomi, Bambang menilai pemerintah Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi. Pasalnya, kata dia, ada dua hal yang berperan dalam output perekonomian, yaitu modal dan pekerja.
"Kalau kita bisa memanfaatkan bonus demografi dalam pengertian jumlah penduduk produktifnya banyak, kualitasnya bagus, produktivitas naik. Produktivitas naik, inilah yang membuat pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih berkelanjutan dan lebih tinggi," kata dia.
Dalam peluncuran Buku Proyeksi Antar Sensus Penduduk 2015-2045, pemerintah memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia mencapai 311-318,9 juta jiwa pada 2045. Berdasarkan hasil survei penduduk antarsensus 2015, Bambang melihat perubahan struktur penduduk Indonesia terjadi cukup cepat. Perubahan suatu penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap pola konsumsi yang akan berpengaruh terhadap kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.