TEMPO.CO, Jakarta - DKI Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games 2018, yang melibatkan 11.478 atlet dari 45 Negara. Hal tersebut menjadi perhatian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, untuk menjaring para investor menanamkan modalnya di Jakarta.
Baca: Libur Idul Adha, 28 Medali Emas Diperebutkan di Asian Games 2018
Kepala DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, Edy Junaedi mengatakan salah satunya dengan Jakarta Investment Center (JIC). Menurutnya sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia, tentunya Jakarta akan menjadi pusat perhatian bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di Jakarta.
“Untuk itu melalui Jakarta Investment Center (JIC) yang berada di Mal Pelayanan Publik Provinsi DKI Jakarta, di kawasan Rasuna Said Jakarta Selatan akan memastikan berbagai kemudahan dan penyederhanaan prosedur bagi kegiatan investasi dapat benar-benar tersampaikan kepada para investor, sehingga dapat mendorong terjadinya peningkatan realisasi investasi,” katanya, Rabu 22 Agustus 2018.
Edy mengharapkan Jakarta Investment Center (JIC) dapat memfasilitasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh para calon investor maupun investor apabila mengalami hambatan atau masalah dalam merealisasikan investasinya di Jakarta.
Adapun fungsi JIC di antaranya Kemitraan Strategis, dengan membangun kerja sama dan komunikasi yang efektif kepada para stakeholders; Advisory Rules, yaitu berperan aktif dalam memberikan masukan (solusi kebijakan) kepada penentu kebijakan, di daerah dan di pusat, untuk mengatasi kendala utama dalam meningkatkan investasi di daerah.
Fungsi lainnya adalah menjadi pusat informasi terpadu bagi para investor yang saat datang di momen Asian Games.
Sebagai gambaran, selama periode Januari 2018 hingga Juni 2018 dari total realisasi investasi DKI Jakarta sebesar Rp58,7 triliun, realisasi investasi (PMA & PMDN) berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah : Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp24,8 triliun, 42,2%); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp19,2 triliun, 32,7%); Listrik, Gas dan Air (Rp3,5 triliun, 6,0%); Perdagangan dan Reparasi (Rp3,4 triliun, 5,8%); Jasa lainnya (Rp2,4 triliun, 4,1%).
BISNIS.COM