TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah sebesar 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Bakal Melemah Pekan Depan, Ini Faktor Pemicunya
Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS kembali menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
"Pasar cenderung fokus pada FOMC bulan Agustus yang akan menjadi indikator kebijakan The Fed ke depan," kata Ariston Tjendra.
Ia mengemukakan dalam pertemuan Bank Sentral AS atau The Fed sebelumnya, para pejabat The Fed memberi sinyal kebijakannya tetap di jalur untuk kenaikan suku bunga pada tahun ini.
"Sejumlah bank sentral negara-negara dunia termasuk pelaku pasar akan mencermati arah kebijakan moneter The Fed," katanya.
Sementara itu, analis senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul sentimen perang dagang yang cenderung mereda dan kondisi ekonomi dalam negeri yang relatif cukup kondusif.
"Akan ada pertemuan Amerika Serikat dengan Tiongkok, diharapkan menghasilkan kesepakatan sehingga stablitas ekonomi dunia tetap terjaga," kata Reza.
Sementara dari dalam negeri, lanjut dia, sentimen mengenai nota RABPN 2019 yang disampaikan Presiden Joko Widodo memberi harapan bahwa stabilitas ekonomi nasional ke depan tetap terjaga.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 14.578 dibanding sebelumnya di posisi Rp 14.619 per dolar AS.