TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin pagi, 20 Agustus 2018, melemah tujuh poin menjadi Rp 14.579 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 14.572.
Baca juga: Kurs Rupiah Bakal Melemah Pekan Depan, Ini Faktor Pemicunya
"Nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah. Masih kuatnya permintaan atas aset berdenominasi dolar AS membuat rupiah bergerak di area negatif," kata Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018.
Kendati demikian, menurut Reza Priyambada, pelemahan rupiah relatif terbatas. Sentimen mengenai nota RABPN 2019 yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan rupiah ditargetkan dapat mencapai Rp 14.400 per dolar AS memberi harapan apresiasi rupiah ke depannya.
"Target itu cukup realistis dan pemerintah terlihat cukup optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," kata Reza.
Baca juga: Antisipasi Global, Jokowi Patok Kurs Rp 14.400 per USD di 2019
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan, adanya kemungkinan pertemuan antara delegasi Amerika Serikat-Cina pada 21-22 Agustus mendatang untuk melakukan perundingan dalam penyelesaian sengketa perang dagang dapat berdampak positif pada mata uang di negara berkembang.
"Perundingan itu meredakan tensi kedua negara. Perundingan tersebut juga membuat yuan menguat, diperkirakan berdampak positif bagi rupiah," kata Ahmad Mikail.
Ahmad menambahkan, kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate menjadi 5,5 persen kemungkinan juga mendorong rupiah terapresiasi. Ia memperkirakan rupiah pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran Rp 14.500-Rp 14.600 per dolar AS.
ANTARA